Anies Beberkan Terobosan Baru Atasi Banjir Yang Tidak Terpikirkan Jokowi Maupun Ahok
Saya tahu.. saya tahu.. para pembaca pasti sudah jenuh dan muak membaca artikel soal banjir melulu dua bulan belakangan ini. Jangankan pembaca, penulis saja mungkin banyak yang mengalami kram perut setiap kali menulis soal banjir.
Namun rasa ingin berbagi mengalahkan rasa muak itu. Untuk memulainya, biarlah tulisan ini saya awali dari sebuah pertanyaan. Biarlah saya sampaikan bahwa ini adalah kali pertamanya Gubernur DKI Jakarta berhasil mengeluarkan ide jenius untuk menghadapi banjir.
Jujur saja, harus saya akui. Ide yang dilontarkan Anies ini tidak akan pernah terpikirkan oleh gubernur-gubernur sebelumnya. Bahkan pembaca pun tidak akan menyangka dan kepikiran sampai sejauh itu.
Ide yang super jenius ala Anies ini saya dapatkan saat melihat sebuah video menarik di YouTube Official iNews, Kamis 27 Februari 2020. Link videonya saya tempatkan di bawah artikel bagi pembaca yang ingin melihatnya.
Dalam tayangan wawancara antara Ira Kusno dan Anies ini, terjadi tanya jawab tentang permasalahan banjir dan solusinya.
Untuk penyebab banjir dari hulu, Anies mengatakan masalah tersebut sudah bisa teratasi dengan adanya early warning system (sistem peringatan dini).
"Kita jangan hanya memikirkan sungai, sunga itu tepat kalau kaitannya dengan air kiriman," terang Anies.
"Kalau air kiriman itu, kita ada early warning system, kita tahu di Katulampa sudah ketinggian berapa, dari situ kita tahu berapa jam sampai Jakarta, volumenya seperti apa," tambahnya.
Catat ya pembaca, permasalahan banjir dari hulu TERATASI dengan menggunakan early warning system.
Meski saya tidak paham maksud kata teratasinya, mungkin maksudnya berkat adanya early warning system ini, bila banjir, warga bisa buru-buru memindahkan kasur dan perabotannya ke atas sebelum banjir datang.
Apakah ini solusi jenius yang saya maksud? Bukan. Solusi jeniusnya adalah ketika ia menjelaskan tentang cara mengatasi banjir lokal.
Apa kata Anies tentang hal ini?
Berbeda dengan penyebab banjir dari hulu, untuk banjir lokal, menurut Anies belum ada teknologinya.
"Tapi ketika sampai pada hujan lokal, belum ada teknologi yang bisa memberitahu kepada kita," ucapnya.
Secara tidak langsung, Anies ingin mengatakan, ia butuh teknologi yang bisa memberitahu akan ada banjir karena hujan lokal. Bukan teknologi yang bisa mengatasi banjirnya. Nah untuk mengatasi terjadinya banjir, solusinya adalah....
"Warga itu tahu air datang dari mana, tahu air mengalir ke mana, tahu hambatannya di mana, sehingga program dari pemerintah itu harus sesuai situasi tiap tempat," kata Anies.
Karena warga serba tahu, menurut Anies untuk mengatasi banjir Jakarta, dirinya akan merangkul, bekerja sama, dan MEMINTA SOLUSI LANGSUNG dari Warga DKI.
Jadi bagi warga DKI Jakarta yang rumahnya kebanjiran, silahkan mikirin solusinya sendiri, nanti kalau sudah terpikir, baru kabarin ke Anies.
Inilah terobosan baru yang dimaksud Anies. Anies bahkan berani mengklaim solusi meminta warga buat mikir adalah yang baru pertama kali dilakukan di masa pemerintahannya. Dan tidak pernah terpikirkan oleh pemerintahan sebelumnya.
"Sebelumnya kita tidak melakukan itu, sebelumnya selalu dari pemerintah," ujar Anies.
Well, benar bukan? Bila gubernur sebelum Anies, harus banting otak mikirin bagaimana membuat perut dan dompet warga DKI Jakarta kenyang dan tebal.
Harus mikirin bagaimana cara mencegah APBD DKI Jakarta tidak dimalingin, sampai-sampai harus adu urat dengan anggota dewan.
Termasuk memikirkan bagaimana agar warganya tidak terendam banjir dengan mempercepat pengerjaan sodetan dan normalisasi sungai. Sementara bagi warga yang bermukim dipinggiran sungai dipindah ke rusunawa dengan harga sangat murah.
Berkat Anies, tugas berpikir untuk mencari solusi mengatasi banjir itu, sekarang sudah dialihkan ke masyarakat.
- Source : seword.com