AS Siaga 1 Usai Korban Jiwa Virus Corona Di China Capai 427 Orang Dengan 20.000+ Kasus Terkonfirmasi Di Seluruh Dunia
Jumlah korban jiwa virus corona di China meningkat dengan cepat. Sampai saat ini, 427 orang dinyatakan tewas sementara lebih dari 20.000 kasus virus corona terkonfirmasi di seluruh dunia. Alih-alih panic, WHO telah meminta masyarakat untuk bersiap. Bahkan negara adidaya sekelas AS pun menyebut penyebaran wabah ini “ganas dan tidak pernah terjadi sebelumnya”.
Sebanyak 2,345 kasus virus corona kembali dikonfirmasi di Provinsi Hubei hari Selasa. Jumlah ini melampaui jumlah kasus wabah SARS yang pernah melanda dunia di awal tahun 2000-an. Oleh karena itu, otoritas kesehatan di seluruh dunia diminta untuk terus mengambil langkah sigap untuk menahan penyebarannya.
Hingga kini, total 427 korban meninggal terkonfirmasi dan semuanya berasal dari dataran China. Dan belum lama ini, satu korban lagi meninggal di Filipina. Korban (di Filipina) teridentifikasi sebagai warga negara China yang baru saja pulang dari Wuhan.
Selain China, sekitar 155 kasus corona telah terkonfirmasi di sedikitnya 25 negara, kabanyakan di antaranya adalah negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Thailand, lainnya ada Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia dan masih banyak lagi.
Hari Senin, seraya menghimbau masyarakat untuk bersiap diri, Direktur Jendera WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan kalau dunia bisa saja lumpuh akibat wabah virus corona, terlepas dari segala persiapan telah dilakukan.
Pasalnya, menurut Ghebreyesus upaya pencegahan virus corona yang dilakukan sejumlah negara tetap tidak memadai.
“Kita gelontorkan uang untuk mengatasi wabahnya, dan ketika wabahnya berakhir, kita melupakannya dan tidak melakukan apapun untuk mencegah serangan wabah selanjutnya,” ujar Tedros dalam pertemuan WHO di Jenewa.
“Hal ini harus jadi pelajaran bagi seluruh dunia.”
Sementara itu, masih di hari Senin, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, menyebut wabahnya “ganas” dan “tidak pernah terjadi sebelumnya”.
Bahkan, kepada para reporter direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan, Dr. Nancy Messonnier mengatakan, seluruh pejabat kesehatan tengah bersiap dan berjaga-jaga seandainya virus ini berkembang menjadi wabah mematikan selanjutnya.
Dengan total 11 kasus corona yang terkonfirmasi di AS, pembatasan bepergian mulai diberlakukan pada hari Minggu, meliputi penutupan akses masuk terhadap negara asing yang sebelumnya sempat mengunjungi China, 14 hari sebelum kedatangan mereka di Amerika Serikat.
Selain itu, warga negara AS yang sempat bepergian ke provinsi Hubei dalam dua minggu terakhir juga diwajibkan untuk menjalani karantina.
Tindakan serupa nyatanya juga diberlakukan di puluhan negara lainnya. Mereka kompak memberlakukan larangan travel hingga mengeluarkan peringatan dan himbauan.
Sayangnya, langkah AS justru menuai kecaman dari juru bicara Menteri Luar Negeri China Hua Chunying. Sang juru bicara meminta AS untuk berhenti menakut-nakuti masyarakat dan sebaliknya menerima tawaran kerja sama dan bantuan dari China.
Sebelumnya, China juga sempat mengkritik AS dan menyebutnya memberikan “contoh buruk” karena telah tergesa-gesa mengevakuasi diplomatnya dari China. Menurut China reaksi AS terlalu berlebihan dan dramatis.
Sementara itu, meskipun jumlah korban jiwa akibat virus corona semakin meningkat, jumlah mereka yang berhasil sembuh dari corona sudah melampaui jumlah korban jiwanya.
Diketahui lebih dari 500 pasien di China telah sembuh dari corona, sementara beberapa pasien lainnya di Sri Lanka, Vietnam dan Australia dilaporkan tengah dalam masa pemulihan.
Pada hari Minggu, pejabat kesehatan di Taiwan juga mengumumkan bahwa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati HIV dan virus flu lainnya turut mempercepat pemulihan pasien dalam waktu 48 jam.
- Source : www.rt.com