Profil Komisaris dan Direksi Garuda, Dari Orangnya CT Hingga Puteri (Alm) Gus Dur
Hari ini saham PT Garuda melejit seiring dengan pengumunan jajaran komisaris dan direksi baru. Meski ada beberapa nama lama dijajaran direksi yang mengecewakan, namun nama-nama di komisaris memiliki rekam jejak yang patut diapresiasi. Wakil direktur utama sendiri diduduki oleh orang pecatan Rini Soemarno yang dulu protes saat ada laporan keuangan palsu.
Ada lagi nama Yeni Wahid sebagai aktivis perempuan dan berhaluan islam moderat yang diharapkan bisa membasi praktik prostitusi dan pergundikan di Garuda serta menyapu para kadal gurun.
Dilansir dari cnnindonesia.com, RUPLSB Garuda Indonesia memutuskan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama menggantikan Ari Askhara. Irfan akan didampingi oleh Dony Oskaria, seorang profesional yang menjabat sebagai dirut di berbagai anak usaha CT Corp. Dony menjadi anggota Dewan Komisaris Garuda sejak akhir 2014.
Jajaran direksi lainnya, yaitu Tumpal Manumpak Hutapea selaku Direktur Operasi, Rahmat Hanafi Direktur Teknik, Ade R Susardi Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi.
Kemudian, M Rizal Pahlevi menjabat sebagai Direktur Niaga dan Kargo. Fuad Rizal, yang sempat menduduki kursi sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Garuda kembali ke kursi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko. Sementara, Direktur Human Capital dijabat oleh Aryaperwira Adileksana.
Sementara, di kursi komisaris, Triawan Munaf menjabat sebagai Komisaris Utama. Ia akan didampingi oleh Chairal Tanjung selaku Wakil Komut.
Kursi komisaris lainnya, yakni Komisaris Independen Elisa Lumbantoruan, Komisaris Independen Yenny Wahid dan Komisaris Peter F Gontha.
Beberapa orang CT yang duduk di jajaran komisaris dan direksi seperti dilansir kumparan.com. Dari nama petinggi baru Garuda Indonesia itu, ada orang-orang yang bekerja dengan pengusaha nasional Chairul Tanjung (CT). Penempatan tersebut bukan tanpa alasan. CT melalui PT Trans Airways memiliki saham di perseroan hingga 25,62 persen.
Orang-orang CT di jajaran Direksi dan Komisaris Garuda Indonesia tersebut adalah:
Dony Oskaria
Dony saat ini dipercaya sebagai Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia. Sebelumnya, ia pernah menjabat Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014, hingga akhirnya diberhentikan Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno pada April 2019. Ia diberhentikan karena disebut-sebut memprotes laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2018 dan kuartal I 2019. Laporan keuangan tersebut akhirnya direvisi dan dilakukan restatement karena adanya praktik kecurangan.
Sebelum ke Garuda Indonesia, Dony berkarier di industri perbankan yang berada di bawah naungan CT Corp, yakni PT Bank Mega Tbk. Ia juga menjabat di group CT Corp, seperti CEO Trans Kalla Makassar, CEO AntaVaya, hingga CEO untuk Trans Studio, Trans Hotel, dan Trans Mall.
Chairal Tanjung
Chairal merupakan adik kandung dari CT. Ia telah menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia sejak Desember 2014. Dia bergabung ke perusahaan sang kakak sejak tahun 1992, setelah meninggalkan profesi sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BKPK).
Di CT Corp, ia pernah menjabat sebagai Finance Manager (1992-2000) dan Direktur (2000-sekarang).
Chairal termasuk komisaris yang tidak dicopot Rini Soemarno saat kisruh penolakan laporan keuangan perseroan.
Peter Gontha
Peter dipercaya Menteri BUMN Erick Thohir menjabat Komisaris Garuda Indonesia. Garuda Indonesia bukanlah perusahaan asing baginya, karena ia pernah menjabat komisaris di maskapai pelat merah tersebut. Ia mundur pada Oktober 2014 karena diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Polandia.
Peter merupakan pengusaha sukses. Ia termasuk pendiri dari perusahaan media seperti RCTI, SCTV, Firstmedia, hingga Indovision. Ia juga termasuk pendiri festival musik Java Jazz.
Setelah tak menjabat Dubes RI untuk Polandia, Peter dipercaya menjadi penasihat Trans Media, group media milik CT.
Selain orangnya CT, yang menarik di jajaran komisaris juga terdapat nama putri Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, yakni Yenny Wahid.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, Yenny merupakan figur yang terpercaya sehingga diharapkan dapat menjadi perwakilan publik.
“Kami di Kementerian BUMN berupaya mencari figur terbaik yang akan duduk mengelola flight carrier kita, Garuda Indonesia. Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni, Bu Yenny merupakan Komisaris Independen perwakilan publik yang dapat dipercaya,“ kata Erick dalam keterangan resmi, Rabu (22/1).
Semoga dengan susunan jajaran komisaris dan direksi baru di Garuda mampu melakukan bersih-bersih budaya korup dan "prostitusi" terselubung. Naiknya saham Garuda mengindikasikan pulihnya kembali kepercayaan masyarakat. Sudah saatnya Garuda menjadi maskapai berkelas yang bersaing di kancah internasional. Kalau bisa tarifnya ramah di kantong dengan pelayanan terbaik.
Referensi:
- Source : seword.com