Temui PM Khan, Trump Berulang Kali Tawarkan Bantuan Untuk Menyelesaikan Krisis Kashmir
Sekali lagi, Presiden AS Donald Trump menawarkan negaranya menjadi penengah antara India dan Pakistan untuk menyelesaikan sengketa wilayah Kashmir. Sayangnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan nampaknya tidak tertarik dengan tawaran Trump.
Trump berulang kali menawarkan bantuan AS kepada Pakistan dalam pertemuannya dengan Khan di sela-sela KTT Forum Ekonomi Dunia yang digelar di Davos, Swiss, hari Selasa. Dalam kesempatan itu, Trump menyebut sang Perdana Menteri sebagai “temannya” dan terus berupaya melibatkan AS ke dalam sengketa Kashmir.
“Kami membicarakan soal Kashmir, jika kami bisa bantu, sudah pasti kami akan membantu. Kami terus memantau dan mengikuti masalahnya,” ujar Trump.
Prime Minister of Pakistan Imran Khan Media Talk with US President Donald Trump at World Economic Forum, Davos, Switzerland (21.01.20)#PrimeMinisterImranKhan #Pakistan ???????? #USA ????????#Kashmir #WEF20 @ImranKhanPTI pic.twitter.com/5GiRjidvss
— Prime Minister's Office, Pakistan (@PakPMO) January 21, 2020
Meskipun sebelumnya Khan bersikap terbuka soal gagasan mediasi, nampaknya kali ini dia tidak tertarik menanggapi tawaran yang dilontarkan Trump.
Alih-alih membahas isu Kahsmir, Khan lebih fokus pada isu Afghanistan yang disebutnya sebagai “isu utama” sambil mengatakan kalau Pakistan dan AS ada di posisi yang sama.
Padahal sebelumnya, sang Perdana Menteri kurang suka dengan sikap AS terhadap Afghanistan, kepada kantor berita RT pada musim gugur lalu, Pakistan terus mengungkit kegagalan AS di Afghanistan.
Terlepas dari tawarannya, Trump mengatakan selama kunjungan kenegaraannya ke India pada bulan Februari mendatang, dirinya tidak berencana mengunjungi Pakistan.
Kepada para reporter, Ia mengatakan “Kami berkunjungnya sekarang, jadi selanjutnya kami tidak perlu berkunjung lagi.”
Untuk diketahui, Trump telah berulang kali mencoba menjadi penengah dalam isu Kashmir. Meski demikian hasilnya selalu nihil.
Dalam konferensi pers bulan Juli lalu, Trump mengklaim bahwa Perdana Menteri India Narendra Modi secara pribadi telah memintanya untuk menjadi mediator dengan Pakistan. Sayangnya, klaim ini langsung disangkal menteri luar negeri India yang mengatakan tidak pernah ada permintaan semacam ini.
Sebagai informasi, konflik Kashmir telah bergulis selama beberapa dekade, dengan India dan Pakistan saling berebut ha katas wilayah tersebut. Ketegangan antar kedua negara mencapai puncaknya pada musim panas lalu setelah India secara sepihak menangguhkan status otonomi wilayah Kashmir.
India sendiri beralasan penangguhan tersebut penting dilakukan untuk memerangi terorisme dan korupsi di Kashmir.
Di sisi lain, Pakistan yang juga berkuasa atas sebagian wilayah Kashmir mengklaim kebijakan India bersifat “menindas” dan “diskriminatif” lantaran menargetkan wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim.
- Source : www.rt.com