Bermain Api Dalam Sekam, Edhy Prabowo Terancam Ditendang Dari Kabinet?
Dibalik kehebohan Garuda, rakyat Indonesia harus selalu mengawasi dan mengawal kabinet Indonesia maju. Jangan sampai kebijakan perikanan yang dibuat untuk bangsa justru dirusak oleh penerusnya. Dan kini Edhy Prabowo sedang bermain api dalam sekam. Bukan hanya menghapus kebijakan penenggelaman kapal asing dan cantrang, diapun melakukan ekspor barang yang sebelumnya dianggap ilegal.
Tak tanggung-tanggung, Edhy Prabowo mengijinkan ekspor benih lobster. Ini suatu kejahatan luar biasa dalam perikanan. Benih-benih ikan yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan justru diekspor secara legal. Alasannya sungguh tak masuk akal yakni untuk menghindari penyelundupan maka sekalian diijinkan untuk diekspor.
Padahal seperti kata Susi, lobster dengan usia matang yang diekspor justru banyak menguntungkan dari segi ekonomi. Kenapa harus menghilangkan benih-benih yang justru mengancam populasi lobster itu sendiri.
Ternyata deal Jokowi dengan Gerindra berbuah petaka. Nama Edhy Prabowo yang menduduki kementrian perikanan dan kelautan bagai buah simalakama. Apakah demi alasan menyatukan anak bangsa harus mengorbankan perikanan kita?
Saya masih ingat, Susi pernah dikatai tak bisa kordinasi. Era Susi ekspor turun dan sebagainya. Padahal justru era Susi ekspor perikanan meningkat tajam dari tahun ke tahun. Ini semua buah dari penenggelaman kapal asing.
Dilansir dari katadata.com, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor perikanan semester I 2018 sebanyak 510,05 ribu ton, naik 7,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 475,74 ribu ton. Nilai ekspor perikanan juga meningkat 12,88% menjadi US$ 2,27 juta pada semester I 2018 dari US$ 2,01 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. “Berarti regulasi yang dibuat pemerintah sudah benar,” kata dia di Jakarta, Jumat (21/9).
Susi menjelaskan, kebijakan KKP membuat proses penangkapan produk perikanan semakin tepat sasaran. Sebab, nelayan lebih diarahkan untuk menangkap komoditas perikanan yang boleh ditangkap dan bernilai tinggi.
Beberapa komoditas perikanan ekspor utama dari Indonesia adalah udang, tuna, rajungan-kepiting, cumi-sotong-gurita, dan rumput laut. “Bukannya ikan-ikan kecil yang masih bisa berkembang dan tidak ada nilainya,” ujarnya.
Meski demikian, dia juga mengakui masih ada impor produk perikanan sekitar 300 ribu ton setiap tahun untuk komoditas yang tak tersedia di Indonesia seperti salmon, makarel, dan trout. Namun, neraca perdagangannya sektor perikanan hingga kini masih surplus.
Susi menjelaskan, per tahun KKP menargetkan produksi perikanan naik hingga 20%. Adapun pada 2017, produksi perikanan tangkap mencapai 6,8 juta ton. Sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 16,1 juta ton dengan rincian 5,65 juta ton ikan dan 10,45 juta ton rumput laut.
Kalau di Pertamina kita mengenal ada mafia migas, maka di perikanan dan kelautan dikenal mafia perikanan. Dari akun @AsepSuwarno77 menuliskan konon berhadapan dengan mafia perikanan taruhannya nyawa. Mafia cumi dikabarkan membuat negara rugi 50 T. Bahkan ada rumor mengatakan kalau Susi pernah ditawari 5 triliun untuk mundur dari jabatan, tapi ia menolak. Begitupula staf kementriannya juga pernah ditawari 50 milyar agar melobi Susi agar mundur, tapi akhirnya mental.
Awalnya Edhy Prabowo berani mengubah kebijakan penenggelaman kapal, nanti lama kelamaan dia akan mengganti semua kebijakan baik era Susi. Ini sangat berbahaya karena berpotensi menghidupkan mafia perikanan. Memang jarang orang yang bisa menyaingi Susi yang memiliki komitmen tinggi saat bekerja.
Susi juga memiliki integritas tinggi seperti Erick Tohir. Kini kementrian BUMN memberlakukan aturan baru saat rapat pemegang saham yakni tak boleh lagi ada suvenir-suvenir. Karena menurut Arya, staf menteri BUMN, suvenirnya bisa berupa Iphone keluaran terbaru yang harganya belasan juta. Itu untuk sekali rapat, bayangkan ada 142 BUMN, berapa banyak suvenir yang diterima. Lain Rini, lain Erick yang tak tergoda silaunya Iphone karena sudah sangat kaya raya.
Sayangnya kalau kementrian BUMN mendapat pengganti lebih baik, kementrian kelautan harus berakhir naas di tangan Edhy Prabowo. Bahkan bukan hanya Susi, Faisal Basri dan politikus Demokrat ikut buka suara mengkritik keras kebijakannya. Mungkin Edhy kurang kaya seperti Susi, jadi mudah tergoda. Entahlah kita lihat saja kondisi perikanan Indonesia setelah setahun dipegang olehnya. Kalau semakin hancur, semoga Jokowi tak ragu mendepaknya pertama kali dari kabinet Indonesia maju.
Referensi:
https://www.wowkeren.com/berita-baca/tampil/00287423.html
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20150526153038-92-55789/faisal-basri-mafia-perikanan-lebih-ngeri
https://mobile.twitter.com/AsepSuwarno77/status/1204069250584862720
- Source : seword.com