www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Mantan Mensesneg AS: Ketegangan AS-China Dapat Menciptakan Konflik Yang Lebih Parah Dari PD I

Penulis : RT | Editor : Indie | Senin, 25 November 2019 09:27

Jika dibiarkan, ketegangan antara China dan Amerika Serikat dapat memunculkan konflik baru yang jauh lebih mengerikan dari Perang Dunia Pertama, mantan Menteri Sekretaris Negara AS, Henry Kissinger, memperingatkan.

Di hadapan hadirin New Economy Forum, sang diplomat veteran yang juga pengamat geopolitik kontroversial mengatakan kalau ketegangan antara Amerika Serikat dan China dapat diredam jika kedua belah pihak mencoba menyelesaikan perbedaan di antara keduanya.

“Masih jauh dari kata terlambat, karena kita masih di awal tahap perang dingin,” ujarnya pada hari Kamis.

Kendati demikian, ia memperingatkan bahwa de-eskalasi antar dua raksasa ekonomi dunia tersebut diperlukan agar terhindar dari bencana.

“Jika konfliknya dibiarkan begitu saja, dampaknya akan jauh lebih mengerikan. Tahukah kalian Perang Dunia Pertama Pecah lantaran krisis minor yang tidak segera diselesaikan.”

Sang mantan diplomat lanjut mengatakan bahwa dirinya berharap negosiasi dagang yang saat ini tengah dilakukan AS dan China dapat memfasilitasi kerja sama yang lebih luas.

“Pembicaraan dagang ini merupakan langkah awal untuk sampai ke diskusi politik,” Kissinger mengatakan.

Seperti yang telah diketahui, Amerika dan China tengah terlibat sejumlah isu panas. Hubungan antar kedua negara kian diperburuk dengan perselisihan soal Laut Cina Selatan di mana China mengklaim memiliki kedaulatan penuh atasnya.

Selain itu, kedua negara juga bersiteru soal serangkaian aksi protes yang terjadi di Hong Kong.


Berita Lainnya :

China telah berulang kali menuduh AS memberikan dukungan kepada para demonstran hingga aksi protesnya berujung ricuh. Sebuah tuduhan yang tentunya ditolak tegas oleh Amerika.

Dan pada minggu ini, Kongres AS menyetujui UU baru yang dibuat untuk memantau hak asasi manusia di Hong Kong.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar