Mengenal Legenda di Balik Potret Presiden dan Wakil Presiden RI
Darwis Triadi adalah sosok di balik potret kepresidenan periode 2019-2024. Orang ini adalah maestro yang sudah sangat berpengalaman dalam bidangnya, yakni sebuah realitas 2 Dimensi yang diejawantahkan dalam ilmu fotografi.
Foto adalah cahaya, sedangkan grafi akar katanya adalah grafik, yakni gambar.
Artinya fotografi bisa didefinisikan sebagai sebuah teknik untuk melukis dengan cahaya. Menggambar melalui cahaya. Inilah seni yang sepertinya tidak akan lekang oleh waktu.
Photography is a way of feeling, of touching and of loving.
Dunia fotografi berkembang begitu pesat, dengan perkembangan teknologi. Tapi uniknya, kamera itu tidak seperti handphone. Padahal sama-sama gadget. Teknologi di kamera tidak pernah lekang oleh waktu.
Meskipun beralih dari film coklat tua ke digital photography, teknologi mereka tidak pernah padam, meski peminat dari teknik fotografi analog saat ini tidak banyak lagi. Dulu, saat saya sedang kuliah, saya masuk ke dalam kumpulan orang-orang yang hobi fotografi.
Saat itu sedang heboh-hebohnya autofocus yang disematkan dalam kamera SLR alias Single Lens Reflex analog. Apa yang saya punya hanyalah tustel biasa.
Waktu itu Canon dan Nikon belum merajai. Semua masih bervariasi. Ada seorang teman yang menggunakan Minolta XD 11, kameranya seperti ini, tidak berbeda.
Kalau saya punya dulu beli sekitar 80-100 ribu, tustel biasa saja yang masih belum memiliki baterai. Untuk mengambil flash saja masih perlu menunggu beberapa detik. Barangnya seperti ini.
Semua kami berkumpul menjadi satu komunitas tukang potret. Beberapa hasil jepretan saya dulu masih saya simpan. Tapi ketika kerusuhan, semuanya tidak saya bawa ke kampung halaman. Kembali ke Om Darwis Triadi.
Namanya dikenal bukan lagi dalam skala nasional. Tapi skala internasional. Dia memiliki sekolah fotografi bernama Darwis Triadi School of Photography yang letaknya di Jalan Kemang Raya nomor 69A, Bangka Jakarta Selatan. Pengalamannya begitu banyak. Mungkin di dalam fotografi, garam yang dia makan jauh lebih banyak dari nasi yang saya kunyah.
Kalau bicara fotografer, tentu kita bicara cocok-cocokan. Semua tergantung chemistry dan ikatan yang dibuat oleh fotografer dan pelanggan alias customer.
Memfoto manusia berbeda dengan memfoto barang. Kalau memfoto manusia, kita harus perhatikan aspek-aspek penting dalam berkomunikasi, relasi dan seterusnya.
Jadi bisa disimpulkan, Jokowi dan Darwis Triadi itu sudah cocok. Mereka terlihat santai dalam aktivitas melakukan pemotretan foto kepresidenan.
Bukan dilihat dari kualitas fotonya saja, Darwis Triadi juga tentu dilihat dari persona dan karakternya. Kalau karakternya baik, dia tentu akan lebih banyak diterima dan digunakan jasanya oleh para pelanggan.
Bagi yang belum mengenal Darwis, mungkin artikel ini cocok untuk para pembaca mengenal bagaimana Om Darwis bisa setenar ini. Dia adalah orang yang ulet, dan terus mencari kesempurnaan dalam teknik fotografi.
Ketekunan Om Darwis sudah membuktikan bahwa dirinya sukses. Selain tekun, ada satu aspek lagi yang saya ingin angkat mengenai sosok Om Darwis Triadi ini.
Dia adalah orang yang rendah hati. Dia sederhana. Dan dia tidak pernah menghina kamera yang orang pakai. Bahkan Om Darwis pernah mengatakan bahwa menjadi seorang fotografer, tidak harus kuliah.
Pun sampai saat ini, tidak ada jurusan fotografi sama sekali. Semua orang bisa melakukannya. Tidak harus mahal, yang penting punya sense of photography. Dan menampilkan diri karakter dalam hasil karya itu.
Pandangannya mengenai fotografi juga unik. Dia mengunakan teknik-teknik pencahayaan yang baik, sehingga hasil fotografi bisa semaksimal mungkin. Baginya, fotografi adalah bagaimana upaya dan kreatifitas manusia dalam memanfaatkan cahaya sebaik-baiknya.
Orang yang sama, difoto dengan sudut yang sama, namun tanpa pencahayaan yang baik, akan menjadi buruk. Makanya, jangan heran jika ada orang-orang yang dianggap jelek, ketika difoto, bisa mendadak baik. Teknik pencahayaan itu penting.
Bahkan sosok Darwis Triadi ini bdikenal sebagai sosok yang melegenda. Mengapa? Konon katanya dia bisa membuat hasil fotografi dengan kualitas sempurna, dan kabarnya jauh lebih baik dari orang aslinya.
Mantap sekali bukan? Jangan dianggap terlalu lebai. Ini adalah pandangan saya terhadap sosok Darwis Triadi. Dia bisa membuat orang puas hanya dengan teknik pencahayaan yang baik.
Sekarang ketika dia sudah menjadi fotografer untuk lima tahun kita pandangi terus fotonya di kantor, tempat pemerintah, kantor-kantor swasta, ruang rapat, ruang kelas, kita tahu bahwa ada Darwis Triadi yang ada di sana.
Dia akan terus ada selama lima tahun. Meski nama Darwis Triadi tidak ada di sana, dia adalah the man behind the photograph of President.
- Source : seword.com