www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Teknologi Tes Darah Sekarang Bisa Prediksi Waktu Kematian Kamu!

Penulis : RT | Editor : Indie | Senin, 26 Agustus 2019 10:36

Teknologi tes darah terbaru diklaim bisa memprediksikan apakah seseorang masih akan hidup dalam waktu 10 tahun ke depan dilihat dari biomarkernya. Sejauh ini, tingkat akurasi teknologi ini mencapai 83 persen, jauh lebih akurat dibandingkan tes darah konvensional.

Selama 16 tahun terakhir, para peneliti memeriksa data milik 44.168 orang dengan rentang usia 18 sampai 109 tahun yang mana 5.512 di antaranya meninggal saat studi tengah dilakukan.

Dengan menguji coba 14 biomarker berbeda yang berkaitan dengan kesehatan, para peneliti mampu memprediksi waktu kematian seseorang dan semua penyakit penyebabnya.

Dalam studi ini, mereka menguji coba sejumlah biomarker meliputi beragam tingkat asam amino, tingkat kolesterol ‘baik’ dan ‘buruk’, ketidakseimbangan asam lemak, inflamasi, respon imun keseluruhan dan kontrol glukosa.

Kendati demikian, perlu dicatat bahwa tes darah ini masih memerlukan banyak pengembangan.

Tes darah ini masih dianggap terlalu dini untuk memperkirakan waktu kematian populasi secara keseluruhan, namun tes ini dapat membantu mengurangi angka kematian secara keseluruhan dengan cara mengevaluasi kemanjuran obat-obat baru di kalangan lansia.

Sayangnya, untuk saat ini partisipan (pasien) tes darahnya hanya orang-orang keturunan Eropa. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan lebih banyak tes darah serupa pada etnisitas (non-Eropa) lainya.

Tim peneliti mengaku, meskipun tes darah ini adalah “penanda kesehatan dan kerentanan fisik pasien”, tes darah ini tidak serta merta dapat memprediksi usia hidup seseorang secara konkret karena semua orang memiliki takdirnya masing-masing.


Berita Lainnya :

“Karena tes darah ini dapat menunjukkan ketahanan fisik Anda, memperkirakan berapa lama lagi Anda hidup, lalu Anda memutuskan untuk mengubah gaya hidup Anda menjadi lebih baik, pada akhirnya bukan tidak mungkin usia harpan hidup Anda bisa lebih panjang,” ujar Dr. Joris Deelen dari Max Planck Institute for Biology of Ageing di Cologne, Jerman.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar