Dilarang Mati Saat Korut Memperingati Kematian Kim Jong-il
Pyongyang - Jangan mati pada 11-20 Desember. Hari-hari tersebut adalah khusus perkabungan nasional memperingati kematian Kim Jong-il, 'Dear Leader' yang berkuasa di Korea Utara pada 1993-2011. Mendiang ayah pemimpin Korut Kim Jong-un itu meninggal pada 17 Desember 2011.
Selama sepekan ini, otoritas Korut melarang warganya untuk minum-minum, bernyanyi, atau merayakan kelahiran anak atau apapun. Termasuk memakamkan anggota keluarga yang meninggal atau berdoa untuknya.
"Seluruh warga harus menjaga sikap dan fokus mengenang kehidupan mendiang sang 'Pemimpin Terhormat' dan memujanya," kata seorang penduduk Provinsi Ryanggang kepada Radio Free Asia, Sabtu (17/12). "Orang mati pada tanggal tersebut akan diabaikan."
Pada periode tersebut, semua aktivitas apapun selain mengingat Kim Jong-il, yang mewarisi kekuasaan dari ayahnya Kim Il-sung, dilarang. Pemerintah menyebar mata-mata hingga ke desa-desa untuk memastikan penduduk taat.
"Suasana ketakutan selama masa berkabung ini sangat kuat dirasakan warga. Jika Anda tidak menjaga diri dan tidak berhati-hati selama periode ini, Anda mungkin mendapat masalah serius," sumber yang meminta disembunyikan jati dirinya itu menjelaskan.
Pergerakan warga dibatasi lebih dari hari-hari biasa. Menyuap pejabat, misalnya agar diizinkan bertandang ke rumah kerabat, hampir tidak mungkin. Pejabat yang coba-coba menerima suap untuk meloloskan warga bepergian bisa dihukum mati.
Seorang penduduk Provinsi Hamgyong Utara bercerita, pada masa berkabung ini pemerintah menyebar satgas yang berkeliling dari rumah ke rumah untuk memastikan mereka menonton film dokumenter tentang Kim Jong-il. Film bercerita tentang jasa dan dan kecintaan Jong-il pada rakyat.
"Film diputar di televisi setiap hari selama masa berkabung," ujarnya. "Mahasiswa wajib ke kampus untuk mengikuti kuliah intensif tentang sejarah kepemimpinan Jong-il. Kuliah selalu diakhiri dengan tema kesetiaan tanpa akhir kepada pemimpin saat ini, Kim Jong-un," ia menambahkan.
Desember juga merupakan bulan kelahiran istri dari Kim Jong-il, yakni Kim Jong-suk. Hari kelahiran ibu Kim Jong-un, 24 Desember, juga wajib diperingati. "Orang-orang merasa fokus pada Dinasti Kim sepanjang tahun ini melelahkan," kata sumber tersebut.
Berbagai acara selama masa berkabung Kim Jong-il ini sebagian besar diadakan di luar ruang, padahal saat ini Korut sedang dilanda musim dingin yang menggigilkan. Di Provinsi Pyongan Selatan, warga diminta menghadiri upacara peringatan mulai pukul 9 pagi, setiap hari selama sepekan. Saat ini, suhu di Korut berkisar antara minus 2 hingga minus 12 derajat Celcius.
Pihak berwenang meminta semua wanita hadir mengenakan Chos?n-ot, pakaian tradisional Korut --di Korsel disebut Hanbok. Kebanyakan perempuan Korut hanya punya satu set Chos?n-ot, umumnya pakaian formal untuk acara di dalam ruangan.
"Pihak berwenang akan mengabaikan wanita yang menggigil, bahkan jika mereka menunjukkan gejala radang dingin, seperti hipotermia dan kulit gatal," kata seorang warga Pyongan Selatan.
Menurut Daily NK, pada peringatan tahun lalu, ada warga Desa Musan, Hamgyong Utara, meninggal karena hipotermia ketika mengikuti upacara. Perempuan tersebut baru boleh dimakamkan sepekan kemudian setelah hari berkabung nasional usai.
"Di Korut, dilarang meninggal pada masa berkabung untuk semua Keluarga Kim," ujarnya.
- Source : www.publica-news.com