www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Ahli Memperingatkan: Perang Dagang AS-China Berpotensi Menjadi Perang Mata Uang

Penulis : RT | Editor : Indie | Rabu, 03 Juli 2019 14:49

Menurut Christian Gattiker, kepala peneliti di Julius Baer Group, AS bisa memicu terjadinya perang mata uang dalam dua hingga tiga tahun ke depan setelah menyudahi perang dagang dengan China.

Kepada CNBC, Gattiker mengatakan US Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika akhirnya menyerah pada tekanan yang diberikan Gedung Putih. Mereka (The Fed) akhirnya mengeluarkan kebijakan yang dapat menentukan masa depan dolar.

“The Fed telah berubah 180 derajat dari yang awalnya berfungsi sebagai auto-pilot, melarang keras pihak manapun yang ingin melemahkan nilai mata uang dengan sengaja, tiba-tiba melonggarkan kebijakan moneter. Jadi ya saya rasa ada tekanan dari pihak tertentu yang melatarbelakangi perubahan sikap The Fed,” Gattiker mengatakan.

Gattiker kemudian menambahkan bahwa kondisi geopolitik saat ini sekaligus menciptakan mandat baru bagi The Fed, seperti melakukan pemeliharaan ekonomi negara,

“Dengan mandat barunya, mau tidak mau The Fed akan menuruti Gedung Putih. Jadi, saya pikir besar kemungkinan nilai dolar juga akan melemah,” ujarnya.

“Bisa jadi, dua hingga tiga tahun ke depan situasinya akan bergeser dari perang dagang menjadi perang mata uang.”

Untuk diketahui, perang mata uang terjadi ketika sebuah negara dengan sengaja melemahkan nilai mata uangnya dengan tujuan untuk merangsang perekonomian negara.

Baru-baru ini Presiden Donald Trump menuduh sejumlah negara, khususnya China, telah memanipulasi mata uangnya untuk mengeruk keuntungan dagang. Fyi, negara dengan mata uang lemah akan mendapat keringanan tarif ekspor.


Berita Lainnya :

Oleh karena itu, pada bulan lalu Departemen Perdagangan AS mengusulkan peraturan baru agar AS segera mengenakan bea anti-subsidi pada produk dari negara yang dicurigai AS telah memanipulasi mata uangnya.

Peraturan baru ini kemungkinan akan diberlakukan pada produk asal Jepang, Korea Selatan, India, Jerman, Swiss dan China. Pasalnya, keenam negara tersebut masuk ke dalam “daftar pantau” Departemen Keuangan AS.

Sementara itu dalam laporan terbarunya, PBB memperingatkan jika ketegangan perang dagang terus meningkat, potensi terjadinya perang mata uang akan semakin besar.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar