Di Tengah Ketegangan Perang Dagang, Trump Ingin Perbaiki Hubungannya Dengan Presiden China
Perkembangan antar Presiden AS dan Presiden China terjadi di tengah-tengah perang dagang yang melanda kedua negara tersebut. Seperti yang diketahui, perang dagang pecah di bulan Juli sejak Presiden Trump secara tiba-tiba mengenakan tarif impor ke seluruh barang impor China guna mengurangi defisit dagang yang nilainya mencapai USD 350 miliar.
Dikarenakan perang dagang yang melanda AS-China, pemerintahan Trump tak ingin berharap banyak dari pertemuan kedua pemimpin negara (Trump dan Xi Jinping) yang rencananya digelar di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires bulan depan, mengutip sejumlah sumber, situs berita AS Axios melaporkan.
Sementara dari sejumlah sumber menekankan bahwa tujuan utama pertemuan tersebut adalah untuk memperbaiki hubungan Trump dan Xi yang tengah renggang seiring meningkatnya ketegangan perang dagang.
“Ini merupakan pertemuan antar kepala negara, bukan pertemuan dagang. Trump merasa dirinya perlu memperbaiki hubungan dengan Presiden Xi, bukan bertemu untuk membicarakan lebih lanjut soal isu dagang,” ujar salah seorang sumber.
Sumber lainnya mengklaim bahwa Trump menginginkan China lebih menderita dari kondisinya saat ini. Menurutnya, Trump saat ini masih berpikir bahwa semakin lama tarif impor diberlakukan, semakin besar pula pengaruh yang diberikan AS.
“Semua ini mengindikasikan bahwa perang dagang antara AS dan China baru saja dimulai,” sumber tersebut menyimpulkan.
Pernyataan ini sendiri muncul setelah Trump mengenakan tarif senilai USD 200 miliar pada barang impor China yang telah diberlakukan sejak tanggal 24 September lalu.
Tak sampai di situ, AS bahkan telah memperingatkan China bahwa pihaknya siap mengenakan tarif tambahan senilai USD 267 miliar ke depannya.
Sehubungan dengan hal ini, para ekonom memprediksikan sikap Trump justru beresiko mendorong China melakukan hal serupa guna mengimbangi langkah AS.
Untuk diketahui, sejak bulan Maret, pemerintahan Trump telah menjatuhkan serangkaian ronde tarif senilai USD 10 miliar terhadap barang impor China dengan alasan untuk membangun kembali basis industri AS.
Tak tinggal diam, China pun ikut mengenakan tarif serupa pada barang impor AS. Kendati demikian, pemerintah China tetap percaya bahwa perang dagang semacam ini takkan menghasilkan pemenang.
Sebagai informasi, di tahun 2017, tercata defisit dagang AS pada China sebanyak USD 375,2 miliar, dengan total nilai dagangnya sendiri diperkirakan mencapai USD 710,4 miliar di tahun yang sama.
- Source : sputniknews.com