www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Perang Dagang Semakin Memanas, China Hentikan Seluruh Impor Minyak Dari AS

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 05 Oktober 2018 14:34

Klien minyak terbesar kedua Amerika, China, telah menghentikan seluruh impor minyak mentah dari Amerika Serikat lantaran tekanan dagang di antara keduanya semakin meningkat.

Meskipun minyak tidak termasuk dalam daftar barang impor yang dikenakan tarif oleh AS, China memilih untuk berhenti membeli minyak mentah dari Amerika Serikat.

“Kami salah satu negara pengimpor minyak terbesar dari AS. Sebelum perang dagang terjadi, hubungan kami terjalin dengan baik, namun sekarang hubungan dagang kami telah benar-benar dihentikan,” ujar Xie Chunlin, presiden CMES, di sela-sela KTT tahunan Global Maritime Forum yang digelar di Hong Kong.

“Sungguh disayangkan, perang dagang antara AS dan China harus terjadi. Dapat dipastikan, perang dagang ini akan memberikan dampak negatif pada seluruh proses pengiriman,” sang presiden CMES mengatakan.

Lebih lanjut, Xie Chunlin mengatakan bahwa perang dagang yang terjadi saat ini telah memaksa China untuk mendiversifikasi pasokan kedelainya.


Berita Lainnya :

Untuk saat ini, diketahui bahwa China membeli sebagian besar pasokan kedelainya dari Amerika Selatan.

Pada bulan Agustus lalu, jumlah rata-rata impor minyak mentah China dari Amerika sendiri mencapai 334.880 barel per harinya. Angka ini sekaligus membuat China sebagai pembeli minyak AS terbesar kedua setelah Kanada.

Sebagai informasi, setelah mengakhiri larangan ekspor minyak pada akhir tahun 2015 lalu, penjualan minyak AS kian meningkat hingga dua juta barel per harinya. Sebelum diakhiri, larangan ekspor minyak ini telah diberlakukan selama 40 tahun lamanya.

Di sisi China sendiri, Rusia lah menjadi negara tempat China membeli sebagian besar minyak mentahnya. Jumlah impor minyak China dari Rusia meningkat dari yang tadinya 665.000 barel per hari di tahun 2014 menjadi 1,2 juta barel per hari pada tahun lalu.

Selain Rusia, pemasok utama minyak mentah ke China lainnya ada Arab Saudi dan Iran.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar