IMF: Perang Dagang AS-China Dapat Menyebabkan Krisis Ekonomi Global
Kantor berita AFP melaporkan International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini memperingatkan akan dampak negatif yang disebabkan perang dagang dua raksasa ekonomi dunia, yakni AS dan China.
IMF sendiri saat ini masih memantau dampak yang bisa saja terjadi akibat perang dagang ini. Namun, satu hal yang dipastikan IMF adalah biaya ekonomi global akan meningkat dengan cepat, ujar juru bicara IMF Gerry Rice pada wartawan hari Kamis kemarin.
Rice mengatakan ‘kenaikan biaya ekonomi yang signifikan ini bergantung pada pola permainan kedua negara’.
Diketahui pada hari Selasa lalu, China memutuskan menambahkan produk AS senilai USD 60 miliar untuk dikenakan tarif impor sebagai balasan atas keputusan AS yang kembali mengenakan tarif terhadap produk China lainnya senilai USD 200 miliar.
Tarif tambahan AS pada China ini sendiri akan mulai berlaku minggu depan tanggal 24 September.
Tak cuma menerapkan tindakan balasan serupa, China juga mengadukan keputusan AS yang kembali mengenakan tarif barang impor USD 200 miliar terhadap negaranya pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengancam China bahwa pihaknya akan mengenakan tarif impor senilai USD 267 miliar jika mereka nekat membalas. Nyatanya, China tak gentar dengan ancaman yang dilontarkan Trump dan lebih memilih untuk membalas.
Sementara itu pada bulan Juli lalu, IMF telah memperingatkan Trump soal dampak perang dagang yang dapat merugikan ekonomi global hingga USD 430 miliar.
Menanggapi peringatak IMF, pemerintahan Trump berkilah bahwa pengenaan tarif semacam ini diperlukan untuk melindungi kemanan nasional dan kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS.
Lebih lanjut, pihak Trump beranggapan bahwa defisit perdagangan AS dengan China akan ikut berkurang dengan diterapkannya kebijakan tarif ini.
Berbeda dengan AS yang dari awal pro perang dagang, China berulangkali mengatakan bahwa pihaknya menentang perang dagang ini. Kendati demikian, mereka tak segan untuk membalas AS demi melindungi ekonomi negaranya.
Sebagai informasi, di tahun 2017 AS membukukan defisit barang senilai USD 379 terhadap China. Di tahun itu, banyak perusahaan AS mengirimkan bahan mentahnya ke China lantaran biaya produksi yang murah.
- Source : www.rt.com