Putin Katakan Menyimpan Asset Dalam Bentuk Dollar Sangat Beresiko. Ini Alasannya
Dalam Eastern Economic Forum yang sedang digelar di Vladivostok, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan saat ini berbagai negara di dunia cenderung mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi dagang internasional.
“Melihat apa yang kami hadapi saat ini, semakin banyak negara di dunia yang memilih bertransaksi menggunakan mata uang nasionalnya ketimbang dolar,” ujar Putin pada hari Rabu.
“Terlebih lagi, dalam kondisi keuangan saat ini memang disarankan untuk mulai mengembangkan perdagangan bilateral dengan mata uang nasional. Pelan-pelan, kami akan coba terapkan sistem ini,” Putin menambahkan.
Sang presiden Rusia mengatakan memang ada resiko jika berdagang menggunakan mata uang nasional, namun resiko ini masih dapat diminimalkan.
“Pastinya, resiko akan selalu ada. Oleh karena itu perlu kita minimalkan. Dan untuk meminimalkan resikonya diperlukan diversifikasi.”
Menurut Putin, tak cuma penggunaan mata uang nasional yang beresiko, hal yang sama juga berlaku pada dolar AS. “Hutang luar negeri AS jumlahnya mencapai USD 20 triliun. Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya? Tak ada yang tahu.”
Lebih lanjut Putin mengatakan bahwa saat ini Rusia sedang melakukan diversifikasi terhadap cadangan devisa dan utang publik negaranya. “Semua ini dilakukan untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan kami,” ujarnya.
Seperti yang diketahui, dalam beberapa bulan terakhir ini Rusia tak lagi bergantung pada obligasi AS. Dari data terakhir Kementerian Keuangan AS menunjukkan bahwa obligasi Rusia saat ini hanya mencapai USD 14,9 miliar. Padahal di bulan Maret, Rusia memiliki obligasi di Kementerian Keungan AS senilai USD 96,1 miliar.
Di tahun 2010 sendiri, Rusia sempat masuk ke dalam daftar 10 pemegang obligasi terbesar AS dengan jumlah USD 176,3 miliar.
Sementara itu, jumlah emas yang dimiliki Rusia justru semakin meningkat dimana jumlahnya mencapai hampir 2.200 ton dalam rentang waktu dua dekade terakhir.
- Source : www.rt.com