Kepala WTO Ungkap Skenario Terburuk Dampak Perang Dagang AS-China
Perang dagang antara AS-China belum meunjukkan tanda-tanda akan segera mereda ditengah-tengah kekhawatiran masyarakat dunia bahwa Presiden Donald Trump berencana mengenakan tarif 25 persen pada mobil asal Eropa. Jelas, rencana baru Trump akan menambah daftar panjang negara di dunia yang terlibat dalam perang degang AS. Roberto Azevado secara khusus membahas masalah perang dagang yang tengah terjadi antara AS dan
Berbicara dalam konferensi pers yang digelar di Jenewa, DirJen Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) China.
Dalam kesempatan tersebut, Roberto memperingatkan bahwa pada akhirnya perang ini bisa merusak seluruh sistem perekonomian dunia.
“Skenario terburuk perang dagang AS-China yang dapat dirasakan seluruh umat manusia adalah hukum takkan berlaku lagi. Sebagai gantinya, hukum rimba lah yang akan berkuasa. Para investor akan mundur, ekonomi semakin melemah dan seiring berjalannya waktu jutaan pekerjaan juga akan ikut lenyap,” Roberto menjelaskan.
Menurut Roberto, masalah semacam ini hanya bisa diselesaikan melalui diskusi tingkat tinggi dan pertemuan.
Selain itu, sang ketua WTO mengingatkan AS agar tak ambisius mempertahankan kebijakan proteksionisnya. Roberto memperkirakan bahwa kebijakan semacam ini hanya akan membuat ekonomi Amerika rentan. Oleh karena itu, Roberto mengharapkan seluruh pihak tak hanya diam, tapi juga ikut bersuara.
Pernyataan Roberto Azevado ini muncul setelah pertemuan antara Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker digelar di Washington. Dalam pertemuan tersebut, AS dan Uni Eropa sepakat untuk tidak menerapkan sistem tarif 25 persen pada seluruh barang industrial kecuali mobil.
Sementara itu, pada hari Rabu Trump menuduh China “menyerang” para petani AS. Trump menyebut aturan tarif baru yang diterapkan China turut mengenai sejumlah produk pertanian AS seperti kacang kedelai, jagung, gandum, kapas, beras, daging sapi, daging babi, daging ayam, daging ikan, kacang-kacangan, produk olahan susu, dan sayur-sayuran.
China is targeting our farmers, who they know I love & respect, as a way of getting me to continue allowing them to take advantage of the U.S. They are being vicious in what will be their failed attempt. We were being nice - until now! China made $517 Billion on us last year.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 25, 2018
Di waktu yang sama, Trump menolak kritik yang diarahkan padanya terkait keputusan mengenakan tarif serupa pada seluruh negara sekutu AS. Trump bersikeras kalau hasil akhir dari kebijakan tarif ini akan sepadan.
“Tiap kali saya melihat seorang politisi meminta saya menghentikan perang dagang atau sistem kebijakan tarif ini, saya lantas berpikir apa yang ada di pikiran mereka? Apakah kita hanya akan membiarkan para petani dan negara kita dibuat menderita?” tulis Trump dalam akun Twitternya.
When you have people snipping at your heels during a negotiation, it will only take longer to make a deal, and the deal will never be as good as it could have been with unity. Negotiations are going really well, be cool. The end result will be worth it!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) July 25, 2018
Menanggapi kerasnya sikap AS, pada minggu lalu China memberikan tanda akan memberlakukan tindakan balasan baru untuk melindungi seluruh kepentingan dan haknya usai AS lebih dulu mengenakan tarif impor pada seluruh produk aluminium dan bajanya.
Sebagai informasi, perang dagang antara AS dan China kian memanas pada bulan April lalu setelah AS mengenakan 25 persen tarif impor pada seluruh produk baja dan aluminium China. Tak tinggal diam, China lantas membalasnya dengan memberlakukan peraturan serupa pada sejumlah barang AS.
- Source : sputniknews.com