www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Sukmawati Minta Maaf, Mari Kita Maafkan, Tuhan Maha Pemaaf, Jangan Bertindak Melebihi Tuhan!

Penulis : Saefudin Achmad | Editor : Indie | Jumat, 06 April 2018 13:09

Salah dan lupa adalah hal yang sangat manusiawi. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, karena salah sudah menjadi hal yang niscaya bagi manusia, sudah seyogyanya kita sebagai manusia bisa memaafkan kesalahan manusia lain yang berbuat salah, terlebih jika ia sudah berkenan meminta maaf dengan sepenuh hati.

Puisi Sukmawati memang menuai polemik karena sangat menyinggung hal yang sangat sensitif, yaitu agama. Tidak selayaknya Sukmawati membacakan puisi itu di depan publik. Sukmawati ternyata kurang bisa memahami karakter sebagian muslim Indonesia yang sumbu pendek, cepat marah, ngamukan, dan berlagak seperti Tuhan dengan tidak mau memafkan kesalahan orang lain. Sukmawati harus lebih hati-hati lagi dalam menyampaikan opininya karena sosoknya akan selalu disorot.

Selain karena Sukmawati adalah putri dari Bung Karno, beliau juga orang yang telah melaporkan Rizieq dengan tuduhan menista pancasila. Oleh sebab itu, ketika Sukmawati melakukan kesalahan, pendukung Rizieq akan terus membahas secara berkepanjangan bahkan melakukan ajang balas dendam dengan melaporkannya ke polisi. Karena sedikit keteledoran Sukmawati, pendukung Rizieq menemukan celah untuk menjatuhkan Sukmawati.

Saya mengapresiasi i’tikad baik Sukmawati yang mau minta maaf secara terbuka kepada umat Islam. Sukmawati Soekarnoputri akhirnya tampil ke publik dan angkat bicara mengenai puisi 'Ibu Indonesia' yang jadi kontroversi. Dia meminta maaf sembari menangis.

"Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf lahir dan batin, kepada umat Islam Indonesia," ujar Sukmawati.

Hal itu disampaikan Sukmawati dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).

ini langkah yang baik dan diharapkan bisa sedikit meredakan suasana. NU dan Muhammadiyah pusat sudah dengan legowo memaafkan.

Namun yang perlu dipahami oleh Sukmawati, tidak semua umat Islam bisa memaafkan. Ada beberapa kelompok yang mungkin akan terus memproses puisi Sukmawati. Tidak mustahil jika nanti ada aksi menuntut Sukmawati untuk dipenjara. Gelagat-gelagat ke sana sudah mulai kelihatan.

Bagi umat Islam yang masih bisa berfikir waras, saya mengajak untuk memaafkan Sukmawati. Beliau sudah dengan tulus ikhlas meminta maaf kepada umat Islam. kita harus mengikuti jejak NU dan Muhammadiyah yang dengan legowo mau memaafkan Sukmawati.

Jangan ikuti FPI dan kelompok muslim yang lain yang tidak sudi memaafkan Sukmawati dan menginginkan terus diproses hukum. Mereka adalah kelompok yang sudah melawati batas. Mereka sudah melakukan tindakan yang melebihi Tuhan. Mengapa saya katakan melebihi Tuhan? Karena Tuhan sendiri maha pemaaf dan pengampun. Sebesar apapun kesalahan hambanya, maka ketika mau bertaubat dan menyesali kesalahannya, Tuhan akan memaafkan dan mengampuni.

Oleh karena itu, ketika ada kelompok yang tidak sudi memaafkan orang yang jelas-jelas sudah meminta maaf bahkan tetap nekat menjebloskan ke penjara, maka saya katakan mereka telah bertindak melebihi porsi Tuhan.

Tak perlu takut kita akan dianggap oleh mereka sebagai orang munafik atau orang yang tidak peduli dengan Islam. Di belakang kita, ada NU dan Muhammadiyah yang mempelopori memaafkan Sukmawati. Apakah NU dan Muhammdiyah munafik dan dikatakan tidak peduli dengan agama? Jawabannya jelas bukan seperti itu.

NU dan Muhammdiyah adalah ormas Islam yang di dalamnya terdapat ribuan orang-orang ‘alim dan paham syari’at Islam. karena paham dengan syari’at Islam ini lah yang membuat NU dan Muhammadiyah bisa memaafkan Sukmawati secara legowo. Mereka menjalankan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad yaitu memberikan maaf kepada orang yang telah meminta maaf.

Kelompok yang tidak sudi memaafkan dan terus menuntut Sukmawati agar dipenjara justru biasanya kelompok yang baru belajar Islam belum lama, dan mereka hanya paham kulit permukaan, belum sampai ke inti dalam beragama. Kalau orang sudah belajar sampai ke inti agama Islam, mereka akan tampil dengan pribadi yang penuh kasih sayang terhadap sesama, toleran, dan mau memberikan maaf. Orang ini tidak mungkin bertindak melebih Tuhan, yaitu tidak mau memberi maaf.

Maka saya menghimbau kepada umat Islam di seluruh Indonesia, mari ikutilah jejak NU dan Muhammadiyah dengan memaafkan Sukmawati. Tak perlu takut kita dianggap munafik dan tak peduli dengan Islam. Di NU dan Muhammadiyah tidak kurang ulamanya. Mereka tentu lebih paham bagaimana menjadi seorang muslim yang baik.

 


Berita Lainnya :

 


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar