Takut diawasi, badan intelijen AS memperingatkan agar tak gunakan ponsel pintar buatan China
Para pemimpin intelijen AS secara terbuka telah memperingatkan seluruh penduduk AS untuk tidak menggunakan semua ponsel pintar buatan perusahaan China Huawei dan ZTE, dikarenakan kedua perusahaan tersebut “terikat pada banyak pemerintahan asing,” dan mereka takut semua produk kedua perusahaan tersebut akan digunakan untuk kepentingan pengintaian, pencurian informasi rahasia dan pengaruh asing.
Dalam pernyataan yang mendapat bnyak pujian di depan Komite Intelijen Dewan (SIC) pada hari Selasa lalu, para pemimpin badan intelijen AS memperingatkan agar masyarakat tidak membeli ponsel pintar merek Huawei dan ZTE. “Kami sangat khawatir atas segala resiko yang timbul dari membiarkan perusahaan apapun yang terikat pada pemerintahan asing yang tidak memiliki nilai saham, mendapat jatah posisi berkuasa dalam jaringan telekomunikasi kami.” Direktur FBI Chris Wray mengatakan pada SIC.
“Hal itu memberikan mereka kapasitas untuk mendesak atau menguasai infrastruktur telekomunikasi kami. Hal ini memberikan mereka kapasitas untuk memodifikasi atau mencuri informasi dengan licik. Dan hal ini akan memungkinkan mereka melakukan pengintaian tanpa bisa dideteksi,” lanjutnya.
Huawei sendiri geram atas tindakan pemerintah dan pasar ponsel pintar AS yang dianggap tak adil karena mereka menyingkirkan Huawei dari pasar ponsel Amerika dan membatasi pilihan ponsel konsumen. “Huawei saat ini waspada terhadap segala rangkaian aktivitas pemerintah AS yang nampaknya bertujuan untuk menghambat bisnis Huawei di pasaran AS,” sang perusahaan menuliskan pernyataannya usai pernyataan pemerintah AS muncul.
“Huawei dipercaya oleh pemerintah dan konsumen di 170 negara di seluruh dunia dan tidak pernah menimbulkan resiko keamanan dunia maya, dikarenakan kami memiliki cabang dan kemampuan produksi yang sama di seluruh dunia.”
Sedangkan pernyataan dari pihak ZTE sendiri lebih bernada mendamaikan. “Sebagai perusahaan dagang umum, kami berkomitmen untuk mengikuti seluruh hukum dan peraturan yang berlaku di Amerika Serikat, bekerja dengan para operator agar lolos uji coba protockol yang ketat dan mematuhi semua standar bisnis yang sangat tinggi,” kata seorang jurubicara ZTE.
Huawei dan ZTE merupakan dua perusahaan pembuat ponsel pintar terbesar asal China, yang mana merupakan perusahaan ketiga terbesar di dunia setelah Samsung dan Apple.
Kedua perusahaan telah mengambil langkah untuk bisa memasuki pasar AS baru-baru ini. Huawei mencoba bekerja sama dengan AT&T untuk menjual berbagai ponsel Huawei, namun kesepakatannya kandas di bulan Januari lalu.
Berbagai dugaan terhadap ZTE dan khususnya Huawei bukanlah hal baru. Pada tahun 2010, beberapa anggota kongres AS menentang perluasan bisnis Huawei di pasaran negara Barat dengan alasan teknologi yang dimiliki mereka dapat digunakan untuk pengintaian demi kepentingan China.
Pada tahun 2012, Dewan Komite Intelijen menyebut Huawei dan ZTE sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, hampir sama dengan alasan yang dibeberkan baru-baru ini. Membiarkan dua perusahaan asal China ini untuk menjual bebas semua produknya di pasaran Amerika, HIC mengklaim, dapat membuat Beijing ikut campur dalam masalah komunikasi dan memungkinkan pihaknya melancarkan berbagai serangan dunia maya terhadap infrastruktur penting Amerika seperti bendungan dan jaringan listrik.
Berbagai dugaan serupa juga dtuduhkan pada Huawei oleh Australia, Kanada dan Inggris.
- Source : sputniknews.com