‘Tuhan, tolong hentikan’: Paus mengingatkan, dunia berada dalam ancaman perang dan akan menuju pada konflik yang lebih hebat
Paus Francis telah mengatakan bahwa dunia dipaksa bergerak menuju perang yang lebih besar, dia mengatakan dalam Misa di tengah-tengah usahanya untuk mencegah konflik nuklir.
Pidatonya diucapkan pada hari Selasa, pada Feast of All Souls Day, sebuah perayaan umat Kristen Katolik untuk memperingati orang yang telah meninggal. Sang paus mengunjungi Pemakaman Amerika Sicily-Roma di kota Nettuno, sebelah selatan Roma dan mengadakan Misa untuk semua korban perang. Francis tiba di pemakaman sebelum Misa, menghabiskan waktunya berjalan di antara kuburan dari tentara yang telah gugur.
“Tuhan, tolong hentikan. Jangan ada lagi perang. Jangan ada pembunuhan besar-besaran yang tak ada gunanya ini,” ucap sang Paus, menambahkan bahwa mengenang par korban perang di masa lalu sangatlah penting “hari ini, dunia sekali lagi berada dalam ancaman perang dan sedang bersiap terus menujung pada peperangan.”
Dia mengulang pernyataannya sehari sebelum pidatonya di St. Peter’s Square di Vatikan, bahwa “Perang hanya menghasilkan pemakaman dan kematian.” Pope mengalamatkan pidatonya pada semua penghasut perang saat ini, memperingatkan mereka untuk tidak membuat konflik yang lebih besar, dikarenakan “segalanya akan hancur karena perang.”
“Ada banyak pria yang rela melakukan segalanya hanya untuk menyatakan peperangan dan menyebabkan konflik. Mereka berakhir dengan menghancurkan diri mereka sendiri dan semuanya,” ucap Francis. “Namun manusia belum dapat mengambil pelajarannya dan nampaknya memang tidak ingin mempelajari dari pelajaran yang ada.”
Saat menyampaikan pidatonya, dia dan rabi kepala Roma, Riccardo Di Segni, masing-masing berdoa.Sebanyak 7.860 tentara Amerika yang dimakamkan merupakan bangsa Yahudi. Semua tentara tersebut gugur dalam peperangan dengan Sekutu dan pembebasan kota Sisilia, sebelah selatan Italia dan Roma pada tahun 1943 dan 1944.
Setelah mengakhiri kunjungannya: Paus menulis dalam buku pengunjung: “Ini adalah dampak dari perang: kebencian, kematian, dendam. Maafkan kami, Tuhan.” Reuters melaporkan.
Meskipun kali ini tidak menyebutkan secara langsung, sang Paus telah melakukan usaha pencegahan terhadap potensi perang nuklir, dikarenakan Amerika Serikat dan Korea Utara meningkatkan retorik agresif mereka. Pada hari Senin, dia mengatakan “Manusia berisiko bunuh diri,” jika dihadapkan pada risiko konfrontasi nuklir, dan pada minggu depan, dia berniat untuk mendiskusikan ancaman ini dengan NATO dan para pejabat PBB, maupun 11 orang peraih Hadiah Nobel Perdamaian di Vatikan.
- Source : www.rt.com