www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Pasar di seluruh dunia dalam krisis ketika Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa

Penulis : Tasnim News Agency | Editor : Samus | Senin, 27 Juni 2016 17:47

Investor d seluruh dunia masuk ke dalam mode krisis sementara rakyat Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam sebuah keputusan yang menakjubkan dengan implikasi yang luas.

Nilai poundsterling telah jatuh hingga $1.33, tingkat terendahnya dalam lebih dari 30 tahun, sementara hasil dari referendum menjadi semakin jelas. Nilai mata uang tersebut turun sebesar 9% dan diperdagangkan di bawah $1.38. Euro juga turun.

Dalam hitungan akhir, 51,9% suara memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Banyak investor bertaruh bahwa Inggris tetap tinggal dalam Uni Eropa.

“Jelas semua orang agak sedikit tertegun,” kata Andrew Sullivan, direktur perdagangan penjualan dari Haitong International Securities di Hong Kong. “Secara sama, saya pikir ada orang yang berusaha mengambil keuntungan dari situasi ini.”

Saham-saham menurun di tengah suasana kepanikan. Saham di London turun dengan awal yang rendah, segera jatuh lebih dari 8% setelah dibuka. Saham-saham bank terpukul sangat berat ketika beberapa pemberi pinjaman Inggris terjun lebih dari 20%.

Setelah ayunan yang liar dalam perdagangan Asia, Nikkei Jepang ditutup dengan penurunan sebanyak 7,9%. Hang Seng di Hong Kong turun sebesar 2,9%. Bursa berjangka AS juga melemah dengan tajam, dengan indeks saham Dow Jones diperkirakan akan jatuh lebih dari 450 poin ketika dibuka.

Para investor beralih pada aset yang aman seperti yen Jepang, yang melonjak terhadap dolar. Emas melonjak sekitar 4%.

“Pasar saham telah bertaruh bahwa Inggris akan tetap dalam Uni Eropa, namun ketika hasil pertamanya muncul, pertaruhan tersebut telah berbalik,” kata Vicky Pryce, seorang ekonomi dan mantan pejabat pemerintahan Inggris.

Pryce memonitor hasil yang muncul di London School of Economics, di mana suasana tegang menyelimuti dunia saham.

Sebagian dari mereka yang hadir (dan sebagian besar ekonom) menginginkan Inggris tetap berada dalam Uni Eropa. Mereka khawatir bahwa “Brexit” dapat melemahkan perekonomian inggris.

“Saya baru saja menyaksikan gaji saya yang hilang,” Luis Garicano, profesor ekonomi dan strategi dari London School of Economics mengatakan ketika harga poundsterling jatuh setelah hasil referendum dipublikasikan.

Pada hari Kami, para investor semakin yakin bahwa negara tersebut akan memilih untuk tetap berada dalam Uni Eropa. Poundsterling naik, dan saham AS serta Eropa naik.

Kekhawatiran bahwa Inggris berpotensi memilih untuk meninggalkan Uni Eropa telah menyebabkan kekacauan di pasar internasional dalam beberapa pekan terakhir. FTSE 100 berubah dengan drastis dan kondisi poundsterling menjadi lebih tidak stabil bahkan selama krisis keuangan 2008-2009.


- Source : thetruenews.info

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar