Superkomputer baru China melampaui teknologi AS
Pada hari Senin, Republik Rakyat China mengungkapkan superkomputer barunya, lengkap dengan 10,65 juta inti komputer yang dibuat secara eksklusif oleh mikroprosesor buatan China.
Belum ada sistem buatan AS yang dapat menyaingi Sunway TaihuLight ini, sistem baru China. Menurut daftar TOP500, yang mendaftarkan superkomputer tercepat di dunia, sistem ini memiliki performa hingga 124,5 petaflops, dan merupakan sistem pertama yang melampaui 100 petaflops.
Satu petaflops setara dengan satu kuadriliun operasi floating-point berkelanjutan per detik.
Upaya China dalam mengembangkan prosesornya sendiri berasal dari keputusan Washington untuk memblokir akses Beijing untuk prosesor Intel pada bulan Februari lalu. Langkah ini didasari oleh rasa khawatir yang tidak beralasan bahwa pemerintah China akan menggunakan teknologi tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir, meskipun beberapa kritikus China merasa para politisi AS menggunakan alasan ini untuk menghalangi kemajuan pembangunan superkomputer bangsa bagian Timur ini.
Departemen Perdagangan AS menuduh empat perusahaan China telah “bertindak bertentangan dengan keamanan nasional atau kebijakan luar negeri kepentingan AS.”
Tianhe-2 milik China, sistem superkomputer tercepat kedua di dunia, menggunakan prosesor Intel Xeon dan kecepatan maksimalnya adalah 54,9 petaflops.
Pada bulan Juli 2015, Presiden AS Barack Obama mengeluarkan sebuah perintah eksekutif untuk menciptakan inisiatif komputasi strategis nasional. Perintah tersebut dilaksanakan “untuk memaksimalkan manfaat dari HPC (komputasi dengan kinerja yang tinggi) untuk daya saing ekonomi dan penemuan ilmiah...”
AS telah menyadari upaya China untuk mengembangkan prosesor miliknya sendiri selama beberapa tahun sekarang. Pada tahun 2010, Steven koonin, wakil pada divisi sains di Departemen Energi AS (DOE), memperkirakan bahwa China akan “menggunakan komponen yang sama sekali miliknya sendiri yang diperkirakan akan selesai dalam waktu 12 sampai 18 bulan ke depan.”
“Ini jelas bahwa DOE tidak akan menjadi satu-satunya organisasi yang berupaya untuk mendorong batas-batas kinerja superkomputer,” tambahnya.
China terus mengembangkan sebuah superkomputer kecil pada tahun 2011. Sementara superkomputer ini menggunakan prosesor China, sistem ini masih mengandalkan sistem-sistem AS besar untuk beroperasi.
“Saya masih ragu bahwa ini adalah prosesor-prosesor yang mereka dapat jual ke dalam pasar global,” Steve Conway, seorang analis kinerja komputasi tinggi, mengatakan pada saat itu.
“Karena alasan-alasan yang historis, untuk beberapa dekade China tidak mampu untuk membeli superkomputer kelas paling kuat dari Barat, dan mereka dalam keadaan ketergantungan, dan mungkin mereka ingin terlepas dari ketergantungan tersebut,” katanya.
Jack Dongarra, seorang profesor ilmu komputer dari University of Tennessee menyebut TaihuLight ini “sangatlah mengesankan”. Ia mengatakan sistem China ini menjalankan “aplikasi-aplikasi yang cukup besar” yang mencakup pemodelan sistem-sistem bumi, manufaktur canggih, aplikasi data besar dan ilmu kehidupan. Kapasitas ini “menunjukkan bahwa sistem ini mampu menjalankan aplikasi yang nyata dan bukan hanya sebagai mesin bohongan,” menurut Dongarra.
TaihuLight ini dipasang di National Supercomputing Center China di Wuxi, dan menggunakan komputer Shenwei yang beroperasi pada sistem yang disebut dengan Sunway Raise dan dikembangkan di Jiangnan Computing Research Lab di Wuxi.
- Source : sputniknews.com