Bank Dunia: Gaji Pekerja RI Semakin Tinggi Karena Senioritas, Bukan Kinerja
Sistem pengupahan di beberapa negara di Asia berbeda dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Banyak negara di Asia yang menerapkan sistem pengupahan berbanding lurus dengan usia pekerja. Padahal sistem ini dinilai tidak efektif mengingat semakin bertambahnya usia pekerja maka semakin menurun juga kinerjanya.
Kasus ini juga terjadi di Indonesia. Dengan kinerja yang semakin menurun di usia yang tidak lagi muda, upah yang didapatkan semakin meningkat. Hal ini didasarkan pada senioritas di tempat kerja dibandingkan dengan kinerja yang ditunjukkan setiap harinya.
"Penuaan di Indonesia akan berjalan dengan cepat. Pekerja pensiun di Indonesia akan semakin banyak. Di usia tidak lagi produktif, kerja pun akan menurun. Tapi, di Indonesia semakin senior bekerja, upahnya malah semakin banyak. Pemikiran ini yang yang harus dihentikan dan diubah," jelas Lead Economist Bank Dunia Phillip O'Keefe saat acara Live Long and Prosper di Pakarti Center, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).
Banyak negara Asia yang mencoba melawan sistem ini. Pemberian upah yang besar kepada pekerja senior dianggap tidak lagi menguntungkan. Di Korea misalnya penurunan uoah kepada pekerja senior mulai diturunkan hingga 10%. Hal ini perlu diterapkan secara bertahap.
"Di masa depan, anda harus bekerja keras di usia produktif dan harus beristirahat di usia yang sudah cukup. Bukan semakin senior bekerja anda mengharapkan gaji semakin besar. Anda bukan tidak boleh bekerja, tapi sistem kerja Anda diubah, dari full time menjadi part time," kata Phillip.
Perubahan sistem kerja dianngap perlu diubah sevara bertahap. Sistem kerja yang tadinya seharian penuh perlu dikurangi intensitasnya secara bertahap hingga mencapai usia pensiun.
"Masa depan mugkin tentang tidak suatu saat anda bekerja keras full time berhenti dan bisa istirahat. Melihat masa depan full time menjadi part time melalui tahapan-tahapan," tutup Phillip.
- Source : finance.detik.com