ISIS dapat ‘mengacungkan senjata’ terhadap Israel dan Yordania di tengah kegagalan di Suriah
Ketidakmampuan ISIS untuk mempertahankan rampasan teritorial nya di Suriah dengan adanya serangan-serangan Angkatan Udara Rusia “menimbulkan kemungkinan” bahwa para jihadis ini akan mengubah taktik mereka dan menyerang Israel dan Yordania, kepala angkatan bersenjata Israel memperingatkan.
Setelah intervensi dari Angkatan Udara Rusia di Suriah untuk membantu pasukan pemerintah merebut kembali wilayah yang terbentang luas dari para teroris, kemajuan ISIS di negara tersebut telah berhenti, memaksa para jihadis untuk mencari cara-cara baru untuk meneror perbatasan Suriah selatan dengan Israel dan Yordania, kata Letjen Gadi Eizenkot dalam sebuah konferensi di Universitas Tel Aviv, Institut Studi Keamanan Internasional (INSS)
“Keberhasilan kelompok teror ini telah dihentikan. Keberhasilan melawan ISIS meningkat, menurut pendapat saya, kemungkinannya adalah bahwa mereka akan mengarahkan senjata mereka ke kita dan Yordania. Juga karena wilayah yang aman bagi mereka, adalah antara Israel dan Yordania,” Eizenkot memperingatkan.
Sementara kehadiran ISIS di sepanjang perbatasan selatan Suriah ini terbatas, secara umum diyakini bahwa kelompok ini mungkin akan menyesuaikan kelompok mereka dengan kelompok-kelompok ekstremis kecil lainnya yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Dalam logika strategis mereka, ada sebuah logika tertentu dalam menghubungkan Israel dengan Yordania,” kata Eizenkot, dan di daerah perbatasan “mereka tidak akan mengalami apa yang dialami oleh kelompok-kelompok dan organisasi jihad global lainnya di dalam Suriah.”
Brigade Jihad Yarmouk, kelompok militan garis keras yang bertempur di wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh Iosrael dan dekat dengan Yordania utara dapat menjadi salah satu kelompok yang dapat melawan atas nama ISIS yang lebih luas.
Selanjutnya, Eizenkot mencatat bahwa ideologi ISIS sedang disambut oleh beberapa orang Palestina, mengklaim bahwa “ada penyusupan ISIS yang relatif tinggi dalam masyarakat Palestina, khususnya di Gaza.”
Sekitar 50 warga Arab Israel diyakini telah memasuki Suriah untuk berjuang dengan ISIS, dan kemungkinan kembalinya mereka menimbulkan sebuah tantangan bagi pemerintah Isreal.
Berbicara di panggung konferensi INSS, Presiden Israel Reuven Rivlin memperingatkan bahwa kelompok-kelompok kecil ISIS sudah beroperasi di dalam Israel. Tidak seperti orang-orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang tidak memiliki paspor Israel, 1,4 juta warga Arab Israel yang menjadi sekitar 20 persen dari populasi memiliki kebebasan untuk bepergian ke luar negeri dan bergerak bebas di dalam negeri.
“ISIS sudah ada di sini dan bukan merupakan sebuah rahasia. Saya tidak berbicara mengenai wilayah yang berbatasan dengan Israel, namun di dalam negara,” kata Rivlin, “Studi penelitian, penangkapan, kesaksian dan analisis terbuka dan tertutup... jelas menunjukkan bahwa ada peningkatan dukungan bagi ISIS di antara orang-orang Arab Israel, sementara beberapa orang benar-benar bergabung dengan kelompok tersebut.”
Pada akhir Desember, Abu Bakar al-Baghdadi mengeluarkan ancaman terhadap Isreal melalui sebuah pesan audio di media sosial. Dalam rekaman audio yang dikaitkan dengan Baghdadi, ia memperingatkan bahwa tanah Palestina akan menjadi “kuburan” bagi orang-orang Yahudi. Sesaat sebelum pesan ini, ISIS juga merilis sebuah video ancaman dalam bahasa Ibrani yang mengatakan bahwa “tidak ada orang Yahudi” yang akan dibiarkan hidup setelah kelompok teror tersebut mengambil alih Jordan.
Rivlin mengatakan bahwa kehadiran ISIS ini “bukanlah konsekuensi dari konflik Israel-Palestina”, namun lebih merupakan sebuah fenomena kejahatan global.
“ISIS mengusulkan sebuah pendekatan global. Sebuah visi global. Sebuah identitas agama yang tidak tergantung pada batas-batas etnis atau geogravis, termotivasi oleh ide-ide jahat dari kelompok dan para pejuangnya,” kata Rivlin.
Untuk melindungi masyarakat Israel dari ISIS, presiden mendesak respon yang “adil dan kuat” dari angkatan bersenjata dan keamanan Israel.
“ISA dan Polisi Israel harus mengintensifkan kemampuan mereka di antara komunitas Arab, sementara mengisolasi kekerasan ekstrimis serta menanganinya dengan tangan-tangan yang kuat,” katanya.
- Source : www.rt.com