Ekspor China meningkat untuk pertama kalinya sejak bulan Juni
Depresiasi mata uang yuan belum dapat membantu pasar saham China yang ambruk, namun tampaknya meningkatkan kegiatan ekspor. Perdagangan oleh negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh pada bulan Desember untuk pertama kalinya sejak bulan Juni.
Ekspor China melebihi perkiraan pada bulan terakhir tahun 2015, naik sebanyak 2,3 persen dari tahun lalu dengan kondisi yuan yang mendominasinya. Tahun lalu, ekspor Beijing turun karena menurunya permintaan dan harga komoditas.
Kegiatan impor menurun tidak sebanyak seperti yang telah diprediksi sebelumnya. Dalam kondisi yang didominasi oleh yuan, mereka jatuh sebanyak 4 persen, dibandungkan dengan yang diperkirakan sebesar 7,9 persen.
Dalam waktu tahunan, ekspor China turun sebesar 1,8 persen dengan impor yang jatuh sebesar 13,2 persen dari tahun 2014.
Pada minggu pertama tahun 2016, Bank Sentral China mendepresiasikan yuan terhadap dolar lebih dari 1,5 persen. Ini adalah penurunan terbesar dalam nilai tukar yuan sejak bulan Agustus 2015, ketika devaluasi mata uang yuan membuat pasar saham global berguncang.
Depresiasi tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara-negara Asia lainnya juga akan mendevaluasi mata uang mereka untuk bersaing dengan kegiatan ekspor China.
Bank Rakyat China telah memperkuat nilai mata uang yuan minggu ini untuk menenangkan volatilitas di pasar ekuitas. Namun, Indeks Bursa Efek Gabungan Shanghai kembali merugi sebesar 2,42 persen pada hari Rabu dengan keseluruhan penurunan hampir 17 persen tahun ini.
- Source : www.rt.com