China akan menerapkan kebijakan sisi penawaran yang fleksibel pada tahun 2016

Pemerintah China mengumumkan rencana pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2016 pada hari Senin, memperketat kebijakan fiskal, sementara membuat kebijakan moneter yang lebih flexibel untuk melaksanakan reformasi struktural yang diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut.

“Mempromosikan reformasi sisi penawaran akan menjadi penting karena ini berarti China dapat beradaptasi,” pemimpin tertinggi negara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah Konferensi Pusat Kerja Ekonomi seperti yang dikutip oleh kantor berita Xinhua.

Konferensi tahunan tersebut, yang meninjau kinerja ekonomi tahun lalu dan menetapkan target untuk tahun depan, ditutup pada hari Senin. Ekonomi China masih didasarkan pada landasan yang kuat dan menampilkan potensi bagi pertumbuhan lebih lanjut dan ketahanan nya, kata pernyataan tersebut, menambahkan bahwa masalah yang besar juga tetap bertahan.

Karena China diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan tahunan terendahnya dalam 25 tahun terakhir, pernyataan tersebut menjelaskan “kelebihan kapasitas struktural yang parah” sebagai masalah utama bagi perekonomian negara tersebut. Dengan memotong kapasitas industri yang berlebihan, mengurangi stock dan leverage di antara langkah-langkah moneter yang diusulkan, kebijakan-kebijakan fiskal ini ditetapkan untuk merampingkan prosedur administrasi, memotong pajak dan mengurangi kontribusi jaminan sosial oleh perusahaan-perusahaan.

Pada awal November, Presiden China Xi Jinping mengisyaratkan akhir dari patokan pertumbuhan sebesar 7 persen per tahun di negaranya, mengumumkan patokan 6,5 persen sampai pada tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ketiga tahun 2016 akan menjadi sebesar 6,9 persen menurut data-data resmi.