Uji coba sistem anti-satelit China membuat AS khawatir
Pengujian anti-rudal terbaru China seperti biasa dilakukan dalam kerahasiaan, telah memicu spekulasi di kalangan pengamat bahwa Beijing sedang menguji senjata hipersonik yang bertujuan untuk menjatuhkan satelit-satelit musuh di orbit Bumi – sebuah teknologi yang dianggap sebagai ancaman besar oleh AS.
Diluncurkan dari fasilitas terpencil di Korla yang jarang jarang penduduknya di provinsi Xinjiang China pada tanggal 30 Oktober, rudal tersebut diduga melaju dalam kecepatan hipersonik dalam laju vertikal yang kompleks. Jejak uap air yang ditinggalkan oleh rudal ini telah banyak direkam dan difoto serta dibagikan di media sosial China.
Beijing, yang pada umumnya tidak memberikan informasi mengenai program militernya telah mengakui peluncuran tersebut, mengatakan bahwa itu adalah sebuah ujicoba dari sistem pencegat rudal. Ketika ditanyai oleh media tentang peluncuran tersebut, kedutaan China di Washington mengatakan bahwa ia tidak memiliki “informasi yang terperinci”.
“China menganjurkan penggunaan wilayah luar angkasa yang damai, dan menentang mempersenjatai atau perlombaan persenjataan di luar angkasa,” kata sebuah jawaban resmi kepada Washington Free Beacon.
Namun dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada Beacon Bill Gertz, seorang wartawan terkenal yang dikenal karena sumber-sumbernya yang berasal dari dalam, bahwa rudal tersebut adalah rudal yang diluncurkan langsung secara vertikal dan dalam situasi pertempuran dapa menghancurkan sebuah satelit pada orbit yang rendah.
Sumber lain yang mengatakan kepada wartawan tersebut mengacu kepada sebuah pidato tahun lalu oleh seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, yang menyebutkan bahwa program anti-satelit China “membuat tidak stabil” dan juga “mengancam keamanan jangka panjang dan keberlanjutan lingkungan luar angkasa.”
Sulit dikatakan apakah pencegat rudal atau penghancur satelit yang telah dluncurkan, namun Jeffrey Lewis, seorang pakar pertahanan rudal mengatakan kepada Daily Beast bahwa “teknologinya adalah sama”.
Satelit AS terancam?
Sebuah laporan Ekonomi dan Keamanan AS-Chnia yang belum dipublikasikan yang diperoleh oleh Gertz, menyatakan bahwa setidaknya tujuh peluncuran uji coba anti-satelit telah dilakukan oleh China dalam satu dekade terakhir.
“Meskipun China telah menyebut uji coba ini sebagai ‘uji coba pencegatan darat’, bukti-bukti yang tersedia menunjukkan bahwa mereka memang mengujicobakan sebuah sistem anti-satelit,” klaim laporan tersbut. “China sedang mengupayakan jajaran kemampuan kontra-ruang angkasa yang kuat dan luas, yang mencakup rudal anti-satelit yang meluncur langsung secara bertikal, sistem anti-satelit orbit, operasi jaringan komputer, pengganggu sinyal satelit yang berbasis di darat dan senjata-senjata energi terarah.”
Terakhir kali uji coba ini dilaporkan dilakukan pada bulan juli 2014, dari peluncuran Korla yang sama. Sebuah uji coba pada tahun 2007 menghancurkan sebuah satelit cuaca tua 865 kilometer di atas Bumi oleh sebuah kendaraan penghancur kinetik.
Karena AS sangat bergantung pada satelit-satelitnya untuk komunikasi, bernavigasi, intel dan penargetan, pengembangan-pengembangan teknologi masa depan China akan memberikan tantangan yang mendasar menurut para pengamat.
“Kita telah berada dalam situasi di mana setiap satelit di luar angkasa dapat terancam,” subkomite mendapatkan informasi pada bulan Maret dari Jay Raymond, seorang komandan Joint Functional Component for Space.
- Source : www.rt.com