www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Apakah Ini Perang Dunia III?

Penulis : Thea Paneth | Editor : Admin | Rabu, 04 November 2015 21:20

Ada 60 juta pengungsi di dunia, jumlah yang sama pada saat akhir Perang Dunia II.

Pada tanggal 31 Oktober pada sebuah peringatan bersama yang berlum pernah terjadi sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon dan Peter Maurer, Presiden Komite Internasional Palang Merah menyerukan agar “negara-negara menghentikan konflik, menghormati hukum internasional dan memberi bantuan bagi para pengungsi”. Mengkritik respon global terhadap krisi pengungsi, Ban Ki-Moon mengatakan: “Dalam menanggapi kebiadaban yang terang-terangan, dunia telah meresponnya dengan kelumpuhan yang menggelisahkan.”

Meskipun peringatan ini belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini belum banyak diberitakan (pencarian Google hanya menunjukkan 1 hasil pada sebuah artikel berita dari The Guardian Inggris dan di Common Dreams) dibandingkan dengan hasil penelusuran dari setiap skandal para selebriti. Ini membuat saya merinding, situasi saat ini seperti saat dunia tidak memberikan respon apapun ketika Hitler membasmi orang-orang Yahudi di seluruh Eropa.

Apakah ini Perang Dunia III?

Saya tidak tahu kriteria seperti apa bagi Perang Dunia III, namun ketika saya duduk dan membuat daftar dari faktor-faktor yang dapat menjadi pertimbangan, inilah yang saya catat dan ini tidak terlihat baik:

- Beberapa konfrontasi antara AS dan Rusia pada lebih dari satu garis pertempuran (Ukraina dan Suriah).

- Konfrontasi yang sedang berlangsung antara AS dan China di Laut Cina Selatan.

- Sebuah perlombaan senjata nuklir; di mana semua bangsa yang nemiliki senjata nuklir me-modernisasikan persenjataan nuklir mereka bukannya memenuhi kewajiban dari perjanjian untuk melucutinya.

- Secara politik tidak mengakui kegagalan semua kebijakan peperangan AS di Timur Tengah dan seluruh Asia; melanjutkan kepura-puraan oleh militer AS dan para elit politik bahwa peperangan akan memperbaiki bencana ini.

- Perdagangan senjata di mana posisi AS adalah tiga perempat dari seluruh pasar senjata global.

- Pengeluaran militer global yang mencapai $1,711 triliun, perdagangan senjata secara global mencapai $100 miliar per tahun dan pengeluaran militer di Timur Tengah pada tahun 2014 naik sebanyak 75% menjadi $173 miliar.

- Jepang telah menghapus konstitusi perdamaiannya

- Krisis pengungsi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda, dan pertumbuhannya ditangani dengan buruk oleh komunitas global dengan penolakan penuh kebencian terhadap para pengungsi di negara-negara yang menjadi tujuan para pengungsi.

- Tindakan ekonomi yang agresif oleh negara-negara kaya terhadap negara miskin (contoh: Uni Eropa terhadap Yunani).

- Bangsa-bangsa dan warga dunia tetap keras kepala tidak peduli terhadap serangkaian krisis yang terjadi dengan beberapa pengecualian.

- Perubahan iklim yang terjadi.

- Ada penekanan lebih lanjut atas perbedaan pendapat oleh pengawasan massa, penganiayaan terhadap pelapor dan para wartawan dengan taktik yang dikendalikan ditempatkan pada lokasi-lokasi di seluruh dunia.

Konflik-konflik yang mendorong orang untuk mengungsi tidak akan dapat diselesaikan oleh bangsa-bangsa yang menjatuhkan bom, menempatkan pasukannya di darat atau mempersenjatai satu pihak atau lainnya.

Sayangnya, AS menjadi yang paling bertanggung jawab atas krisis yang terjadi saat ini dan dijuluki sebagai “pemasok kekerasan terbesar di dunia” – karena julukan tersebut menjadi kenyataan seperti yang dikatakan oleh Martin Luther King pada tahun 1967. Pada saat yang sama, organisasi-organisasi perdamaian AS berjuang untuk menggalang semua dana yang diperlukan demi melanjutkan upaya-upaya kami – walaupun kami dikesampingkan. Untuk mengatasi krisis ini, kita harus mengakhiri peperangan.

Jika kita begitu terbiasa dengan penderitaan yang dialami oleh sesama umat manusia dan tidak menangani krisis pengungsi ini, kita berada dalam bahaya besar. Empati manusia adalah jalan menuju perubahan yang transformatif – adalah jika kita tidak menginginkan sesuatu terjadi terhadap diri kita sendiri, kita harus berjuang agar hal tersebut tidak terjadi terhadap sesama saudara kita. Ini berlaku untuk semua peperangan serta mengatasi perubahan iklim dengan kemampuan kolektif kita yang besar.

Ketika kita gagal menjalani tanggung jawab dasar sebagai manusia, peperangan dan kebencian menjadi tak terkendalikan. Apakah ini yang sedang terjadi sekarang, dan jika demikian apa yang akan kita lakukan?


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar