www.zejournal.mobi
Senin, 30 Desember 2024

Serpihan Tubuh Masih Berserakan di Sagaing, Bom Junta Tewaskan 110 Orang

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Selasa, 18 April 2023 15:55

Yangon - Tidak ada kegembiraan pesta saling lempar air saat warga Desa Pazi Gyi, Kotapraja Kantbalu, Wilayah Sagaing, Myanmar, memperingati Thingyan hari-hari ini.

Thingyan adalah liburan Tahun Baru tradisional Burma --nama lama Myanmar. Dalam tradisi Buddha Burma, antara 13-16 April ini dewa Thagya Min turun menyiram air ke bumi.

Di Desa Pazi Gyi, hanya ada tubuh-tubuh tak utuh berserakan, serpihan daging berceceran, dan bau menyengat di mana-mana. Junta Myantar mengebom desa itu tiga kali pada Selasa (11/4) kemarin. The Irrawaddy mencatat setidaknya 110 orang tewas, sebanyak 30 korban diantaranya adalah anak-anak di bawah 14 tahun.

Tubuh-tubuh hangus itu belum sepenuhnya dibereskan. Ko Aung, bukan nama sebenarnya, masih menyisir dan menyapu serpihan daging dan potongan tubuh itu agar tak dimangsa anjing.

"Kami membakar sebagian mayat dalam satu liang. Tidak ada yang bisa mengidentifikasi mereka. Kami harus menyapu serpihan daging. Belum sepenuhnya bersih," katanya kepada The Irrawaddy, laman independen Myanmar, Kamis (14/4).

Ko merupakan salah seorang dari segelintir penyintas. Pada Selasa pagi lalu, ia keluar rumah karena ada helikopter terbang rendah. Sekejap kemudian, ia menyadari itu helikopter serbu Mi-35. Ko langsung melompat ke dalam parit di pinggir jalan dan tengkurap di sana.

Benar, bom kemudian muntah dari helikopter serbu militer tersebut. Ko mendengar jeritan anak-anak dan perempuan.

Bom menghantam kerumunan sekitar 150 orang. Saat itu warga tengah mempersiapkan pembukaan kantor administrasi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) perwakilan Pazi Gyi sekaligus perayaan Thingyan.

"Hanya sekitar 45 orang selamat dengan 30 orang diantaranya mengalami luka karena ledakan. Ada sekitar 110 korban jiwa, ada 10 ibu hamil dan anak-anak 6 bulan," Ko bercerita.

Ini adalah pembantaian warga sipil terbesar sejak junta militer melakukan kudeta pada 1 Februari 2021. Dunia mengutuk keras. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan junta pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing bertanggung jawab.

Juru Bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Nabila Massrali menyatakan terkejut atas 'pembantaian massal' saat rakyat Myanmar merayakan Tahun Baru mereka.

“Berapa banyak anak Myanmar yang harus mati sebelum para pemimpin dunia mengambil tindakan yang kuat dan terkoordinasi untuk menghentikan pembantaian ini?" kata Tom Andrews, Pelapor Khusus PBB untuk Situasi Hak Asasi Manusia di Myanmar, marah.

Juru bicara junta Mayor Jenderal Zaw Min Tun berdalih serangan udara di Desa Pazi Gyi ini menarget sayap bersenjata NUG. "Jika ternyata ada perempuan dan anak-anak jadi korban, itu bukan tanggung jawab kami," katanya, enteng.

Pada Kamis (14/4) pagi, pasangan Ko Si Thu dan Ma Thidar (juga bukan nama sebenarnya) masih mengais tumpukan abu bekas pengeboman. Keduanya mencari anak perempuannya yang berusia 7 dan 5 tahun.

"Ini harusnya menjadi Thingyan yang basah. Tahun lalu mereka masih pesta saling lempar air. Hari ini mereka dilempari bom. Sulit membayangkan junta mengebom anak-anak dengan cara seperti ini," ujar Ko Si Thu sambil masih mengais-ngais tumpukan abu.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar