AS dan China Bermain Api
Pesawat tempur AS dan Rusia terbang terlalu dekat antara satu dengan lainnya dia atas Suriah dan dalam waktu dekat, di Irak. Drone berterbangan di mana-mana. Sebuah kecelakaan tak dapat terhindarkan. Perusahaan-perusahaan penerbangan semakin beresiko di Timur Tengah. Pasukan darat AS bisa saja memasuki Suriah.
Minggu ini kapal perang USS Lassen secara terbuka menantang zona eksklusi maritim yang diambil oleh China di sekitar pulau-pulau militer terbarunya, Pulau Karang Subi, di Laut Cina Selatan – ini seperti sebuah kapal induk yang sangat mengganggu Washington dan sekutu-sekutunya di Asia.
China sedang membuat pulau-pulau buatan lainnya dengan mengeruk pulau-pulau karang yang berada di bawah air. Jepang dan China sedang memperebutkan kepulauan Senkaku (Daiyou dalam bahasa China). Filipina, Vietnam, Brunei, Malaysia, Korea Selatan dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih di wilayah tersebut. China menolak klaim dari semua bangsa lain.
Beijing mengatakan bahwa pulau-pulau karang baru ini hanya untuk penggunaan sipil, namun tidak ada yang percaya pernyataan ini. Kepulauan terumbu karang ini adalah bagian penting dari 80% tuntutan China atas Laut Cina Selatan, jalur utama untuk perdagangan, impor minyak dan zona perikanan yang kaya. Tiba-tiba kepulauan seperti Paracel, Spratley, Scarborough Reef, Fiery Cross, Senkaku dan Subi telah menjadi kunci geografis. Ketegangan tinggi terutama antara China, Vietnam dan Jepang.
Para sekutu Amerika di Asia terlalu takut untuk melawan pengambilalihan Cina di Laut Cina Selatan – yang disebut Beijing sebagai “the 9 dash zone”. Jadi, sekarang ini negara-negara Asia yang menentang sedang bersembunyi di balik apron Amerika dan berharap bahwa Paman Sam akan menghadapi China.
Siapa yang benar dalam persengketaan ini? Sebagai mantan mahasiswa hukum internasional di Jenewa, inilah pandangan saya: Washington berada di sisi yang benar di bawah hukum internasional.
China bersalah karena meletakkan klaim eksklusifnya atas pulau-pulau karang dan Laut Cina. Klaim Cina hanya didasarkan pada dokumen-dokumen bersejarah tipis dan temuan peninggalan agama yang mencurigakan, sebuah metode lama yang digunakan oleh Israel untuk merampas tanah yang dimilikinya sekarang ini. Bahkan, China sedang melakukan apa yang telah dilakukan oleh Israel di Tepi Barat, menggunakan “salami tactics” dan menyita tanah untuk mendukung klaim mereka dengan membuat fakta-fakta.
Beijing sedang mempertimbangkan untuk mendeklarasikan zona identifikasi pertahanan udara / air defense identification zone di atas seluruh Laut Cina Selatan, meskipun tidak memiliki radar darat atau udara untuk mengawasi daerah maritim yang luas ini. Zona-zona “ADIZ” (Air Defense Identification Zone) seperti ini akan meningkatkan ketegangan antara China dengan AS, Korea Selatan dan Jepang. Ketika China mempertegas sebuah zona ADIZ di atas Laut Cina Timur pada tahun 2013, Angkatan Udara AS menerbangkan dua pembom B-52 tepat diatas dan memlalui zona ADIZ China ini.
AS benar bahwa gangguan agresif China di laut sekitarnya ini tidak dapat diterima dan menjadi sebuah ancaman utama bagi kebebasan di lautan. Beijing sangat sensitif mengenai kebebasan bernavigasi di wilayahnya dan ancaman-ancaman terhadap impor penting seperti minyak dan bahan baku. Ini adalah kepentingan vital bagi China.
Cukup adil. Namun AS telah melanggar hukum internasional secara terang-terangan dengan menyerang Irak (sebuah kejahatan besar) dan mencoba untuk menggulingkan pemerintahan yang sah di Suriah. Dua kesalahan tidak menghasilkan kebenaran.
Dan di Suriah, pesawat-pesawat dari semua sisi terbang secara berdekatan, kapal-kapal perang bermain permainan siapa yang lebih berani, dan ancaman-ancaman tumbuh menjadi lebih berbahaya. Perairan Cina hampir tidak layak dipertaruhkan dengan peperangan ketika diplomasi adalah jawabannya. Selain itu, China akan bertindak secara tidak bijaksana jika mereka berperang melawan Armada ke-7 AS (US 7th Fleet) yang didukung oleh Jepang.
Jika peperangan meletus, akankah sekutu baru China, Rusia, terlibat untuk mendukung Beijing? Apakah India yang sekarang telah menjadi sebuah kekuatan maritim baru akan melawan China sebagai saingannya atas saluran minyaknya di Timur Tengah? Akankah Vietnam dan China bertempur, seperti yang mereka lakukan di tahun 1979? Akankah China pada akhirnya menyerang Taiwan? Banyak malapetaka yang dapat terjadi.
Cara yang baik untuk menenangkan ketegangan ini adalah AS untuk menghentikan pelayaran militernya di pantai-pantai China serta menghentikan provokasinya terhadap Korea Utara. Bayangkan jika kapal-kapal perang China muncul di kampung halaman saya, New York City?
AS harus belajar untuk merendahkan kepalanya di perairan Asia dan China harus melakukan olah pernapasan dalam serta menggunakan kebijaksanaan Konfusius.
- Source : www.unz.com