Rusia Balas Dendam, Ibukota Ukraina Dibom
Bom-bom Rusia berjatuhan di Kiev, ibukota Ukraina, ketika warga memulai aktivitasnya pagi tadi. Rudal jatuh di perempatan jalan yang sibuk ketika orang-orang berangkat kerja, dan di taman serta pusat keramaian.
Moscow Times melaporkan Kiev kacau balau. Seorang pria mengenakan celana jins tergeletak di persimpangan jalan di antara mobil-mobil yang terbakar. Seorang polisi memotong pakaian seorang perempuan di rerumputan taman untuk membalut luka-lukanya. Dua wanita lainnya berdarah-darah di dekatnya.
Seorang gadis merekam sebuah rudal mendarat dengan selular pintarnya, nyaris menghantamnya yang sedang berada di jalanan tengah kota. Wanita tersebut hanya beberapa meter dari kematian. Kilatan api menghanguskan gedung perkantoran.
“Seorang gadis merekam dirinya sendiri saat dia berjalan melalui apa yang tampak seperti Taman Shevchenko di Kiev pagi ini. Dia hampir terbunuh oleh roket Rusia," reporter Wall Street Journal Matthew Luxmoore menciak lewat akun Twitter-nya.
Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan langsung serbuan rudal Rusia itu lewat aplikasi perpesanan Telegram, bahwa Ukraina berada di bawah serangan rudal. Selain Kiev, serangan juga terjadi di Lviv, Ternopil, dan Zhytomyr di Ukraina barat; Dnipro dan Kremenchuk di Ukraina tengah, Zaporizhzhia di selatan, dan Kharkiv di timur.
Zelenskiy mengatakan serangan pada jam-jam sibuk tampaknya sengaja dilakukan untuk membunuh warga sipil dan menumbuhkan teror. "Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," ujar Zelenskiy, seperti dikutip Moscow Times, Senin (10/10) siang. "Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina. Waktu dan target seperti ini dipilih secara khusus untuk menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin," ia menambahkan.
Ledakan pertama terdengar pukul 08.15 waktu setempat atau 12.15 WIB, mendarat di dekat taman bermain anak-anak. Beberapa pohon dan bangku di dekatnya hangus terbakar.
"Ibukota berada di bawah serangan teroris Rusia!" kata Walikota Kiev Vitali Klitschko. "Jika tidak ada kebutuhan mendesak, lebih baik tidak keluar rumah hari ini."
Presiden Rusia Vladimir Putin terus menjatuhkan palu godam setelah Jembatan Kerch yang menghubungkan Krimea yang dianeksasi dengan wilayah Rusia dihancurkan oleh bom truk pada Sabtu (8/10). Jembatan di atas Laut Hitam tersebut vital untuk transportasi logistik dan persenjataan invasi Rusia ke Ukraina.
Pada Minggu dini hari, Rusia membalas dengan serangan rudal ke kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan. Sebanyak 17 warga sipil tewas. Lalu Senin ini kembali tentara Kremlin menghantan Kiev dan sejumlah kota lainnya.
Serangan dua hari ini merupakan eskalasi yang mengkhawatirkan dari militer Rusia, yang menarget fasilitas dan warga sipil. Kiev pernah diserang Rusia pada 26 Juni, tapi akhirnya bisa dipukul mundur.
Analis mengatakan Putin telah mengatur waktu serangan untuk memaksimalkan sebanyak mungkin korban fasilitas dan warga sipil. "Ini rentetan tembakan terbesar sejak perang dimulai. Kemarahan Putin tidak mungkin secara signifikan melemahkan kemampuan militer Ukraina, tetapi itu akan meningkatkan motivasi Ukraina untuk berperang," pakar urusan luar negeri Yaroslav Trofimov mencuit.
Sampai berita ini dibuat, belum ada pernyataan dari Rusia. Senin malam nanti, Putin akan berbicara dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan di Kremlin.
- Source : www.publica-news.com