Mahfud Persilakan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan
Menko Polhukam Mahfud MD tak mempersoalkan media asing yang melakukan investigasi atas tragedi stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan 131 orang.
"Ya biar aja ndak apa-apa, bagus. Kita ndak melarang," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (7/10).
Ia menilai data hasil investigasi mereka akan dicocokkan dengan investigasi berbagai instansi. "Kalau dulu kan dilarang, nanti kita cocokkan mana yang paling rasional, mana yang paling faktual," ia menegaskan.
Berbagai media asing yang melaporkan peristiwa tragis pasca laga Arema melawan Persebaya pada Sabtu (1/10) menyoroti mengenai menggunaan gas air mata.
Sebelumnya, Mahfud menepis tudingan bahawa Presiden Joko Widodo tidak bicara mengenai gas air mata yang dilontarkan aparat pada tragedi Kanjuruhan. Saat berkunjung ke stadion tersebut, Jokowi bicara mengenai tangga dan pintu terkunci.
"Memang banyak yang salah sangka mengatakan Presiden hanya mempersoalkan soal kunci dan tangga, itu dikatakan oleh Presiden, saya ada di situ ketika presiden menyampaikan," kata Mahfud dalam acara Mata Najwa.
Mahfud menjelaskan ia mendampingi Jokowi saat meninjau pintu 12 Stadion Kanjuruhan. "Nah di situ terlihat kalau pintu terkunci dan tangganya sangat curam sekali dan itu kalau orang berdesakkan memang sangat berbahaya," Mahfud menjelaskan.
Ia menekankan bahwa Jokowi bicara tersebut untuk menunjukkan konteks semua stadion di Indonesia sehingga memerintahkan menteri PUPR untuk melakukan audit menyeluruh. Menurut Mahfud, Jokowi juga bicara mengenai gas air mata saat berkunjung ke rumah sakit.
Soal Jokowi bicara pintu terkunci dan tangga tapi tak menyinggung gas air mata juga mendapat komentar dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
"Saya kira sekarang dunia menyoroti, bahkan koran-koran penting dunia seperti Washington Post, New York Times itu saja menyimpulkan bahwa (faktor penyebabnya) gas air mata," ujar Fadli Zon, siang ini.
Ia minta tidak ada penyangkalan tetapi harus menerima realitas. Kalau salah ya salah saja. "Menurut saya jelas, penggunaan gas air mata itu salah. Harus ada yang bertanggung jawab, dan harus ada yang dihukum,” ia menegaskan.
Media asing menyoroti penggunaan gas air mata yang telah dilarang tetapi dilakukan di Stadion Kanjuruhan. "Pedoman yang ditetapkan oleh FIFA, badan pengatur sepakbola internasional, secara khusus mengecualikan penggunaan 'gas pengendali massal'," tulis The Washington Post dengan tajuk 'Tear gas use by Indonesian police questioned in wake of mass fatality soccer tragedy'.
- Source : www.publica-news.com