www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Polisi Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa di Stadion Kanjuruhan

Penulis : Feh Publica News | Editor : Anty | Rabu, 12 Oktober 2022 09:00

Komnas HAM menemukan fakta digunakannya gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan ke tribun dan berujung pada kepanikan. Tragedi Standion Kanjuruhan ini menewaskan 131 orang, terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan sepakbola dunia.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengakui adanya gas air mata kedaluwarsa tersebut. Namun, pihaknya belum bisa memastikan jumlahnya.

"Ya ada beberapa yang diketemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa ya. Saya belum tahu jumlahnya tapi masih didalami oleh labfor," ujar Dedi kepada wartawan di Jakarta, Senin (10/10).

Mantan Kapolda Kalteng itu kemudian menguraikan mengenai tiga jenis gas air mata dari warna selongsong. Menurutnya, gas air mata dengan selongsong berwarna hijau hanya menimbulkan suara dan asap.

Selongsong biru dengan tingkat menengah. Kemudian selongsong warna merah yang paling tinggi, yakni bisa menyebabkan iritasi pada mata dan pernapasan.

Namun, Dedi menambahkan, berdasarkan keterangan dokter ahli, penyebab kematian bukan karena gas air mata. "Penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3," ia menjelaskan.

Sementara itu, Senin pagi, Komnas HAM dalam paparannya menjelaskan bahwa penyebab utama jatuhnya korban karena adanya gas air mata. Kemudian pemakaian gas ari mata kedaluwarsa berdasar tabung-tabung yang ditemukan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Soal daluwarsa itu informasinya memang kita dapatkan, tapi memang perlu pendalaman," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya kepada wartawan.

Anam menuturkan, tembakan gas air mata membuat penonton panik. Mereka berdesak-desakan hendak keluar melalui pintu kecil. "Berdesak-desakan dengan mata yang sakit, dada yang sesak, susah nafas dan sebagainya," Anam menjelaskan.

Penyelidikan Komnas HAM menemukan kondisi jenazah yang memprihatinkan, yakni jasad dalam kondisi wajah membiru yang disebabkan kekurangan oksigen sebagai akibat gas air mata.

Kemudian, terdapat jenazah yang mata memerah dan mulut mengeluarkan busa. "Wajahnya biru. Banyak yang wajahnya biru, mata merah, keluar busa dan sebagainya," Anam menjelaskan.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar