Vietnam Buru Streamer yang Bilang 'Gemar Nonton Film 18+ Cenderung Botak'
Pemerintah Vietnam tengah memburu perempuan streamer game Nguyen Thi Thanh Loan alias Milona. Gara-garanya ia berkomentar tentang pemimpin Vietnam yang botak karena banyak nonton film porno.
Milona membuat komentar tersebut saat melakukan streaming langsung League of Legends di platform game Facebook. Kementerian Pelayanan Publik menyelidiki siapa pejabat tinggi negara botak yang dimaksud.
“Orang-orang yang sering menonton film 18+ cenderung botak," kata Milona, seperti ditulis Radio Free Asia, Rabu (31/8). "Mungkin karena mereka tidak melakukan apa-apa selain menonton film 18+ di rumah sepanjang hari," ia menambahkan.
Sejumlah media lokal memasang foto Presiden Vietnam Nguy?n Xuân Phúc untuk berita tersebut, tapi tanpa memberi keterangan apapun. Sedangkan Perdana Menteri Ph?m Minh Chính tidak botak.
Milona adalah streamer terkenal, ia memiliki lebih dari 200 ribu pengikut di Facebook. Pengguna Facebook dan media pemerintah menyarankan Milona dihukum jika 'orang botak porno' yang dimaksud merujuk pada pemimpin negara.
Seorang pengacara hak asasi manusia dari Hanoi, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan pihak berwenang bereaksi berlebihan. Menurutnya, perempuan streamer tersebut terlihat hanya bercanda.
"Sebagian besar publik, kebanyakan anak muda, meminta agar dia didenda. Mengapa harus ditangkap?" ujarnya.
Ia merujuk pada seorang pengguna Facebook yang baru-baru ini didenda VND 7,5 juta, setara Rp 4,7 juta, karena dianggap menyerang kehormatan polisi. Warganet berusia 35 tahun itu mengomentari polisi yang menggerebek rumah bordil, tapi membiarkan tempat karaoke yang dijadikan sarana transaksi esek-esek yang ada di sebelahnya.
"Aksi polisi itu hanya pencitraan. Mungkin polisi lebih suka bernyanyi," ia menulis di Facebook NVP.
Pengguna media sosial di Vietnam melonjak tajam dalam 5 tahun terakhir. Mereka merasa lebih nyaman bicara di medsos ketimbang di depan publik yang diawasi ketat Partai Komunis.
Tapi sejalan dengan itu, pemblokiran akun medsos juga meningkat. Menurut Menteri Informasi dan Komunikasi Nguyen Manh Hung, pekan ini ia telah meminta Facebook menghapus 95 persen akun. Pada 2018 lalu hanya 20 persen akun Facebook yang diblokir.
"Terlalu banyak berita palsu di sana," Nguyen Manh Hung menegaskan.
Freedom House, sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di AS, memasukkan Vietnam sebagai 'negara tidak bebas' dalam laporan Kebebasan di Dunia 2022.
"Pihak berwenang semakin kerap menindak pengguna media sosial dan internet yang mengekspresikan perbedaan pendapat dan berbagi informasi tanpa sensor," kata pernyataan Freedom House.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak setuju dengan laporan tersebut. "Penilaian Freedom House bias dan didasarkan pada informasi palsu tentang Vietnam," ujarnya.
- Source : www.publica-news.com