Seorang Ibu Terisak, Anak Gadisnya Diperkosa dan Dimutilasi Tentara Rusia
Karina Yershova (22) sedang duduk di tangga flatnya di Bucha, Ukraina, ketika tiba-tiba tentara Rusia menyergapnya. Pemilik kedai sushi itu kemudian dipaksa turun sambil jongkok dengan tangan memegang belakang kepalanya.
Adegan sesudahnya mengerikan, tidak pantas diceritakan detailnya. Ibunya, Olena, mendengar momen terakhir hidup anak gadisnya itu dari tetangganya, Valerii.
"Ia melihat Karina digelandang seperti anjing. Lalu semua itu terjadi," kata Olena dalam wawancara penuh tangis dengan Ukraina24, Minggu (8/5). "Polisi mengatakan ia disiksa dengan kejam."
Mayat Karina ditemukan dua hari kemudian di sebuah taman di kota Bucha, April lalu, bersama 400 lebih mayat lainnya. Pembantaian Bucha oleh pasukan Rusia ini masih dalam penyelidikan pengadilan internasional, ada dugaan Kremlin telah melakukan genosida.
Mayat si cantik Karina ditemukan dalam kondisi dimutilasi, sebagian tengkorak kepalanya terpisah. Sembilan dari 10 kuku jari tangannya terkelupas.
Polisi hanya memberi tahu Olena dan suaminya Andrii Dereko bahwa Karina dibunuh dan disiksa, tanpa memberitahu detail kondisinya 'karena sangat mengerikan'.
"Anak gadis saya diduga diperkosa, ditembak di bagian belakang kepalanya, dan dibuang di halaman belakang oleh antek-antek keji Putin," ujar Olena.
Olena dan Dereko berbicara tentang kesedihan dan kemarahan mereka atas pembunuhan mengerikan putri satu-satunya itu. "Gadis saya sangat ingin hidup. Dia bahkan menggunakan torniket untuk menghentikan pendarahan," Olena bercerita.
"Mereka menembaknya di kaki. Kemudian tembakan di kepala, mereka membunuhnya," Dereko menambahkan.
Karina mengelola kedai sushi lokal sambil menabung untuk biaya kuliah. Ia hilang pada awal Maret. Ibunya meminta informasi keberadaannya di media sosial, lalu tubuhnya ditemukan dengan 'hampir setengah kepalanya hilang'.
Menurut saksi mata Valerii, Karina dibopong seorang tentara Rusia kesana-kemari, kemudian dibawa ke sebuah rumah kosong. Ia mendengar tangis dan jerit kesakitan. Lalu tentara yang lain menembaknya.
Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Lydmila Denysova mengklaim pasukan Rusia menggunakan pemerkosaan sebagai senjata terhadap warga sipil.
"Serangan terhadap ratusan warga sipil Bucha menunjukkan tanda-tanda genosida," kata Denysova, seperti dikutip The Sun.
Kisah-kisah mengerikan terus muncul dari garis depan serangan Rusia ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin telah dituduh melakukan kejahatan perang yang tak terkatakan.
Menurut Denysova, pasukan Putin juga menyingkirkan seorang gadis remaja karena 'terlalu jelek untuk diperkosa'. Tapi kemudian memaksanya untuk menyaksikan ibu dan saudara perempuannya diperkosa dan meninggal.
Ada juga sadapan telepon antara seorang tentara Rusia dan istrinya, yang memberi izin suaminya untuk memperkosa wanita Ukraina.
Namun cerita terakhir ini belum bisa dikonfirmasi. Minggu ini merupakan hari ke-74 invasi Rusia ke Ukraina.
- Source : www.publica-news.com