www.zejournal.mobi
Sabtu, 21 Desember 2024

Kritikan Haruna Soemitro buat Coach STY, Tanda Exco PSSI itu Nggak Paham Sepak Bola?

Penulis : Widodo SP | Editor : Anty | Rabu, 19 Januari 2022 09:00

Haruna Soemitro, anggota Exco PSSI mengritik balik netizen yang dianggap mem-bully dirinya pasca komentarnya soal kinerja Shin Tae-Yong (STY) di ajang Piala AFF 2020 pada Desember 2021 kemarin.

Prestasi Coach STY dianggap tak jauh beda dengan pelatih-pelatih Timnas Indonesia yang mentok juga membawa Timnas Indonesia sebagai runner up dalam lima kesempatan berbeda, yang lantas digenapkan menjadi enam oleh Asnawi Mangkualam, dkk di Singapura akhir tahun lalu.

Sementara netizen merespons dengan tagar "#harunaout", eh orang yang dituju malah merespons dengan kritikan balik buat mereka yang mem-bully dirinya.

Saya sih tak masalah jika persektif Haruna inj disampaikan dalam acara rapat internal Exco PSSI bersama Ketum PSSI misalnya, karena momen bisa dipakai itu sebagai ajang diskusi, menajamkan program, termasuk bila perlu mempertegas harapan dan target yang lantas disampaikan kepada Coach STY dan tim pelatih.

Akan tetapi, janganlah penilaian sepihak itu sampai keluar karena masyarakat pecinta sepak bola sendiri tak terlalu mempermasalahkan fakta raihan posisi kedua pada Piala AFF 2020 kemarin. Meski ingin Timnas Indonesia menang atas Thailand lalu menjadi juara, tapi apa mau dikata ... kualitas tim lawan memang lebih pantas untuk juara.

Akan tetapi jika mata Pak Haruna Soemitro mau sedikit dibuka, lalu mencoba melihat secara keseluruhan permainan dan stamina dari anak asuh Coach STY di Piala AFF kemarin, seharusnya dia mampu bersyukur karena terlihat ada perbaikan di sana-sini, sebagai wujud nyata dari program latihan dan pendekatan yang dia lakukan sejak menerima pinangan melatih Timnas Indonesia.

Pak Haruna juga kudu melihat dan mencermati pengakuan Coach STY di acara podcasr Deddy Corbuzier, dimana sangat jelas bahwa dalam jangka waktu dekat sasaran Coach STY memang tak hanya berfokus pada prestasi atau raihan trofi. Meski kalau timnya sudah melaju ke final, ya tetap akan diupayakan agar menjadi juara. Pelatih mana yang lebih memilih menjadi nomor dua kalau kesempatan menjadi nomor satu tinggal selangkah lagi dengan memenangi partai final?

Kita juga perlu ingat bahwa kompetisi di negara kita sempat vakum, lalu ketika akhirnya digelar dengan kondisi yang kurang ideal, para pemain juga membutuhkan waktu sebelum mencapai kondisi ideal untuk bertarung di kompetisi tingkat ASEAN semacam Piala AFF itu.

Singkatnya, ada banyak PR yang mesti dibereskan oleh Coach STY sembari mempersiapkan timnya untuk menghadapi tim-tim kuat macam Vietnam dan Thailand, yang dalam 5 tahun terakhir selalu konsisten berada di level permainan setingkat dibatas permainan Timnas Indonesia untuk saat ini.

Memang kudu diakui kualitas tim nasional kita belum seperti mereka. Ibaratnya, Timnas Indonesia masih tertinggal 2-3 tahun dibandingkan dengan mereka, sehingga mustahil rasanya bisa mengubah kondisi ini hanya dalam hitungan bulan.

Menargetkan juara di Piala AFF 2020 justru sama saja menargetkan misi "bunuh diri", karena para pemain kita yang masih muda tentu masih kalah pengalaman dibandingkan para pemain tim lawan, khususnya Thailand dan Vietnam.

Lihat saja bagaimana repotnya para pemain kita menahan gempuran para pemain Vietnam di fase grup, sebelum akhirnya mampu menahan imbang. Jangan lupa bagaimana amburadulnya permainan Timnas Indonesia pada final leg pertama, dimana Indonesia harus menelan kekalahan pahit dengan empatn gol tanpa balas.

Akan tetapi, jangan lupakan pula bagaimana permainan Garuda Muda kita sudah mampu lebih unggul dari Malaysia, juga dari Singapura yang mampu kita langkahi dengan kemenangan dan hasil permainan yang bagus.

Saya pun yakin jika tim yang kemarin itu bertemu lagi pada tahun ini, asalkan masih bersama Coach STY, kita akan mampu menang meski ditandingkan berkali-kali.

Kondisi yang patut kita sikapi dengan positif, bukan malah kritikan yang seakan meremehkan kemampuan Coach STY dan semua program yang dirancangkannya, seolah-olah Pak Haruna bukanlah orang yang mengerti sepak bola.


Berita Lainnya :


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar