www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Sama-Sama Bocor, Panama dan Pandora Papers Apa Bedanya?

Penulis : Aziza Larasati | Editor : Anty | Rabu, 06 Oktober 2021 09:00

Sama-sama bocor dan berisi nama-nama pejabat dan perusahaan yang terlibat dalam skandal pajak, apa bedanya Panama Papers dan Pandora Papers?  

Dunia digegerkan ketika bocornya Pandora Papers baru-baru ini mencuat. Laporan yang disusun oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) tersebut, mencakup data-data soal penyelewengan pajak oleh tokoh-tokoh dan perusahaan dunia.

Sebelumnya pada 2016, juga terdapat kebocoran yang sama yang disebut Panama Papers. Isinya juga terkait perusahaan cangkang di seluruh dunia. Ukuran dokumen tersebut mencapai hingga 2,6 terabyte.

Pandora Papers dan Panama Papers sama-sama mencantumkan nama-nama pejabat dan perusahaan di seluruh dunia. Yang menghebohkan, pejabat dan tokoh terkenal Indonesia ikut terseret dalam dokumen-dokumen tersebut.

Inti dari bocornya dokumen tersebut adalah, terungkapnya nama pengusaha dan pejabat yang menggunakan surga pajak dengan perusahaan cangkang, sehingga dapat menghindari pajak di negara asal.

Pandora Papers

Pandora Papers yang baru-baru ini bikin geger dunia, mencatat setidaknya nama 100 miliarder, 30 pemimpin dunia, dan 300 pejabat, yang disebut-sebut menyembunyikan aset dan kekayaan dari pajak.

Pandora Papers mencakup 11,9 juta dokumen dari perusahaan cangkang di negara surga pajak seperti Panama, Dubai, Monako, Swiss, dan Kepulauan Cayman, catat Akurat.co.

Direktur ICIJ Gerard Ryle dalam sebuah video mengungkapkan, terdapat triliunan dolar yang terlibat dalam dokumen tersebut.

"Mereka termasuk lebih dari 330 politisi dan 130 miliarder Forbes, serta selebritas, penipu, pengedar narkoba, anggota keluarga kerajaan, dan pemimpin kelompok agama di seluruh dunia," jelas ICIJ, dikutip CNBC.

Pengungkapan ini turut melibatkan 600 jurnalis dari sejumlah media, termasuk The Washington Post hingga BBC.

Panama Papers

Sebelumnya pada 2016, dunia juga dihebohkan oleh dokumen yang dirilis pula oleh ICIJ. Dokumen tersebut juga mencatut nama-nama pejabat dan pengusaha Indonesia.

Dilansir dari Akurat.co, dokumen itu mengambil dari sumber perusahaan hukum Mossack Fonsesca, yang memang bergerak di bidang jasa pengelolaan aset perusahaan di Panama.

ICIJ mencatat, ada hubungan antara 1.000 perusahaan di negara surga pajak dengan 336 pejabat. Bahkan, terdapat setidaknya 35 pemimpin dan mantan pemimpin dalam dokumen tersebut.

Nama-Nama Pejabat di Pandora Papers

Terdapat banyak nama pejabat terkenal yang termasuk dalam Pandora Papers yang bocor.

Ada Raja Yordania yang menghabiskan hingga 70 juta poundsterling untuk membeli properti di Inggris dan AS melalui perusahaan rahasianya. Namun pihak Yordania telah membantah klaim tersebut, dan menyatakan bahwa properti itu dibeli dengan kekayaan pribadi.

Perdana Menteri Cekoslovakia juga membeli dua vila di Prancis yang dibandrol harga 12 juta poundsterling melalui perusahaan cangkang.

Keluarga Presiden Kenya Uhuru juga menyembunyikan kepemilikan atas perusahaan cangkang selama berpuluh-puluh tahun.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev (yang dilanda tuduhan korupsi di negaranya sendiri), diduga terlibat transaksi properti ratusan juta di Inggris.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, hingga Presiden Rusia Vladimir Putin juga ikut terseret dalam nama-nama pejabat di Pandora Papers.


Berita Lainnya :

Ada Nama Luhut

Selain nama-nama pejabat dan pemimpin dunia, pejabat Indonesia juga ada yang terseret namanya.

Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam laporan tersebut dikaitkan dengan perusahaan asal Panama, Petrocapital S.A.

Petrocapital S.A didirikan pada 2006 dan salah satunya bergerak di bidang minyak dan gas bumi.

"Bapak Luhut B. Pandjaitan menjadi Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital S.A pada 2007 hingga pada 2010," terang Jubir Menko Marves Jodi Mahardi kepada CNBC Indonesia.

Namun lantaran berbagai kendala terkait geografis, budaya, dan ketidakpastian investasi, Luhut akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut pada 2010.

Ia juga mengklarifikasi bahwa tidak ada kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas negara, serta tidak ada perubahan nama menjadi Pertamina Petrocapital SA.


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar