Penyerang Imam Masjidil Haram Ngaku Titisan Imam Mahdi
Mengenakan ihram, kain putih tradisional yang dikenakan para peziarah yang mengunjungi Masjidil Haram, penyerang terlihat di televisi langsung menyerbu di mimbar ketika Sheikh Bandar Baleelah, salah satu imam Masjid Agung, menyampaikan khotbah Jumat.
Seorang petugas keamanan Saudi dipuji sebagai “pahlawan” setelah aksinya menghentikan seorang pria yang memegang tongkat dan membuat keriuhan. Ia diduga mencoba menyerang seorang imam di Masjidil Haram di Makkah, Arab News melaporkan.
Serangan di salah satu situs paling suci Arab Saudi itu dihentikan di tengah adegan dramatis yang disiarkan langsung televisi pada Jumat (21/5).
Polisi yang menyelidiki insiden ini kemudian mengungkapkan, penyerang mengaku sebagai “Imam Mahdi yang dinanti-nantikan (Mesiah).”
Sebagai informasi, petugas keamanan Mohammed Al-Zahrani mencegat pria itu dan menjatuhkannya ke tanah saat dia menyerang imam itu. Lantas penyerang dikeluarkan dari masjid dengan bantuan petugas lainnya.
Al-Zahrani sendiri dipuji sebagai “pahlawan” dan orang-orang saudi berterima kasih di media sosial atas usahanya.
Mengenakan ihram, kain putih tradisional yang dikenakan para peziarah yang mengunjungi Masjidil Haram, penyerang terlihat di televisi langsung menyerbu di mimbar ketika Sheikh Bandar Baleelah, salah satu imam Masjid Agung, menyampaikan khotbah Jumat.
Dia ditahan oleh petugas keamanan setelah tindakan Al-Zahrani sebelum ditempatkan di tahanan, kata juru bicara kepolisian Makkah.
Sheikh Baleelah melanjutkan khotbahnya kendati drama tersebut sedang berlangsung. Investigasi awal oleh polisi mengungkapkan, pelakunya adalah warga negara Saudi berusia 40 tahun, menurut surat kabar Al-Watan.
Maret lalu, seorang pria yang memegang pisau difilmkan berjalan di antara para jamaah yang meneriakkan slogan-slogan ekstremis. Dia dipukul dengan kursi dan dihentikan oleh jamaah dan petugas keamanan.
Sepanjang sejarah, sejumlah orang mengklaim sebagai “Penebus Islam” dalam insiden berbahaya.
Peristiwa paling terkenal terjadi pada 1979, ketika Juhaiman Al-Otaibi dan saudara iparnya Mohammed Al-Qahtani, yang mengaku sebagai Imam Mahdi, menyandera ratusan peziarah di Masjidil Haram, menyebabkan pengepungan selama seminggu, tulis Arab News.
Serangan besar-besaran diluncurkan untuk mematahkan pengepungan, mengakibatkan kematian dari apa yang disebut Mesias dan ratusan pengikutnya. Pemimpin gerombolan itu, Juhaiman, ditangkap dan kemudian dieksekusi karena kejahatannya.
- Source : www.matamatapolitik.com