Menebak Siapa Menteri yang Menangis & Mengiba Supaya Bisa Masuk 'Kabinet Kerja' Jokowi-JK
Seperti yang dilansir oleh kompas dot com ada cerita menarik terkait pemilihan menteri di kabinet Jokowi-JK 2014-2019 lalu. Yang mana penulisnya, Joseph Osdar mengungkapkan ada salah seorang Timses Jokowi-JK sampai menangis dan mengiba segala supaya bisa masuk ke 'Kabinet Kerja' tersebut.
Hal itu seperti terungkap di tulisan Bambang Soesatyo dalam bukunya yang berjudul Republik Komedi ½ Presiden.
Diceritakan oleh Bamsoet bahwa ada sesuatu hal menarik di balik tirai mengapa Jokowi menunda mengumumkan nama-nama menterinya kala itu.
Diantaranya karena menurut KPK ada 8 nama calon menteri Jokowi yang diberi tanda merah dan kuning oleh lembaga anti rasuah itu.
Kemudian, ada satu lagi penyebab yang membuat Presiden terpaksa membatalkan mengumumkan anggota kabinetnya tersebut tepat waktu, yakni seperti yang penulis sampaikan sebelumnya, ada seorang mantan menteri pada kabinet 2001-2004 yang juga jadi Timses Jokowi-JK tidak masuk 'Kabinet Kerja'.
Sehingga, ia pun sampai menangis segala agar dijadikan menteri oleh Jokowi.
Tidak hanya itu saja yang dia lakukan supaya cita-citanya menjadi menteri lagi tersebut bisa tercapai. Tapi ia juga membeberkan perannya selama ini terhadap pemenangan Jokowi-JK. Baik itu sebelum Pilpres dilgelar, saat Pilpres digelar serta perannya yang lain.
Akhirnya, entah karena faktor kasihan atau karena apa, si mantan menteri itu diajak bergabung oleh Jokowi ke kabinetnya.
Nah, akan tetapi masuknya mantan menteri itu banyak menuai kritik. Termasuk dari Bamsoet sendiri. Sampai-sampai politisi Golkar tersebut mengatakan, kabinet yang digadang-gadang mengutamakan Trisakti tampaknya hanya sekedar merek dagangan.
-o0o-
Lantas, yang jadi pertanyaan di sini, siapakah mantan menteri yang mengemis minta jabatan sampai meneteskan air mata itu?
Berikut penulis coba analisa.
Pertama, kita kumpulkan clue atau petunjuknya dulu.
- Do'i merupakan mantan menteri periode 2001 – 2004
- Do'i menangis dan mengiba
- Do'i banyak menuai hujatan atau kritik pasca jadi menteri lagi
Ok, kita bahas satu-persatu.
Berdasarkan petunjuk pertama, kita lihat dulu siapa saja nama-nama menteri pada periode 2001-2004 itu.
Dan yang tidak ada di 'Kabinet Kerja' Jokowi, langsung dieleminasi.
Ternyata, berdasarkan laman wikipedia.org diketahui kabinet periode 2001-2004 itu merupakan kabinet Gotong Royong dengan Megawati dan Hamza Haz sebagai presiden dan wakil presidennya.
Setelah penulis telusuri, ternyata ada 3 nama di kabinet itu yang masuk ke 'Kabinet Kerja'.
- Jusuf Kalla yang kala itu menjabat sebagai Menko Kesra
- Agum Gumelar yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan
- Rini Soemarno yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Tapi dari 3 nama itu, yang jadi menteri di 'Kabinet Kerja' hanya 1 orang, yakni Rini Soemarno doang.
Sementara JK menjabat sebagai Wapres dan Agum Gumelar ditunjuk oleh Presiden Jokowi menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Jadi, sudah mulai mengerucut.
Selanjutnya, kita bahas clue yang kedua, menangis dan mengiba.
Pertanyaannya, kecenderungan mana, laki-laki atau perempuan yang doyan melakukan hal itu?
Mudah menangis dan mengiba.
Perempuan doang. Kecil kemungkinan laki-laki.
Jadi ada kecenderungannya mantan menteri yang ngemis pengen jadi menteri lagi itu berjenis kelamin perempuan.
Clue terakhir coba kita bahas lagi. Menuai hujatan pasca jadi menteri.
Sekarang coba kita perhatikan. Diantara ketiga nama itu siapa yang paling banyak menuai hujatan atau kritik?
Agum Gumelar tidak.
Berarti, antara JK dan Rini.
Dan, dari Sabang sampai Merauke semua sudah tahu kalau Rini-lah menteri yang sebenarnya paling banyak menuai kritik kala itu.
Berikut beberapa link berita terkait kritik terhadap dirinya.
Sebagaimana disebutkan di berita tersebut, pihak yang mengkritik adalah Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI).
Di situ, pengamat AEPI Salamudin Daeng mengatakan Rini harus membeberkan kepada rakyat apa saja rencana atau program Kementerian BUMN dalam rangka menyerap anggara Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 72 triliun kala itu.
Selain itu, Rini juga pernah dilarang menghadiri rapat kerja di DPR lho.
Lantaran ia disebut telah melakukan pelanggaran UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran terkait langkahnya memperpanjang kontrak Jakarta International Container Terminal (JICT).
Bahkan, DPR kala itu sudah meminta Presiden untuk menggunakan hak preoregatifnya memecat Rini dari menteri BUMN tersebut. Seperti yang tertara dalam berita berikut,
Dan masih banyak kritik lainnya terhadap mantan Presdir PT Astra Internasional itu.
Jadi fiks. Mantan menteri yang mengiba dan menangis untuk dapat jatah kursi menteri tersebut ternyata tidak lain tidak bukan adalah Rini Soemarno.
- Source : seword.com