Retaknya Hubungan Indonesia-Inggris Usai All England 2021
Setelah insiden All England 2021, yang merusak diplomasi publik antara Indonesia dan Inggris, kedua negara perlu kembali membangun pemahaman dan kepercayaan bersama.
Memasuki 70 tahun hubungan diplomatik, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Inggris semakin meningkat di berbagai bidang seperti kerja sama di bidang ekonomi, pertahanan, dan diplomasi publik berupa kerja sama pendidikan, olahraga, budaya, dan pariwisata.
Kerja sama tersebut diperkuat pada 2012 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan kesepakatan kerjasama semakin ditingkatkan melalui hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris khususnya dalam bidang diplomasi olahraga yang merupakan bagian dari diplomasi publik. (Pujayanti, 2012)
Diplomasi publik merupakan second track diplomacy, di mana diplomasi dapat dilakukan tidak hanya oleh aktor negara, tetapi juga aktor non negara seperti masyarakat. Ini adalah strategi kerjasama untuk menjaga persahabatan antar bangsa dan memberikan kerangka untuk berbagi pengalaman dan informasi yang merupakan strategi untuk memaksimalkan peningkatan perdagangan, meningkatkan peluang bisnis, serta merumuskan perencanaan dan investasi.
Indonesia dan Inggris telah bekerjasama dalam bidang olah raga seperti keterlibatan dalam Asian Games dan turnamen All England, yang merupakan acara olah raga yang sangat bergengsi di dunia, dengan banyak negara lain yang terlibat.
Namun pada 2021, terjadi insiden antara Indonesia dan Inggris yang mengancam putusnya hubungan bilateral akibat konflik di turnamen bulutangkis internasional Yonex All England 2021. Konflik muncul setelah seluruh peserta dari Indonesia harus mengundurkan diri dari turnamen tersebut karena diwajibkan menjalani isolasi selama 10 hari sesuai instruksi NHS (National Health Service) setelah ditemukannya kasus positif COVID-19 di dalam pesawat yang mereka tumpangi. Hal ini menimbulkan banyak respon negatif dari masyarakat internasional khususnya Indonesia yang tidak dapat menerima hal tersebut, catat Eurasia Review.
HUBUNGAN HARUS DIPERBAIKI DENGAN REGULASI YANG JELAS
Hubungan bilateral Indonesia dan Inggris terganggu karena perlakuan yang tidak setara dan diskriminasi terhadap bangsa Indonesia, yang seharusnya tetap mengikuti kompetisi. Penyelenggara turnamen perlu mengantisipasi dan memastikan semua delegasi, terlepas dari negara mana mereka berasal, untuk melanjutkan kompetisi dengan membuat regulasi yang jelas dalam situasi pandemi COVID-19.
Mengutip dari Eurasia Review, citra buruk turnamen internasional ini dapat menyebabkan diplomasi publik melalui diplomasi olahraga antara Indonesia dan Inggris ke depan terancam, terutama jika kedua negara tidak secepatnya meningkatkan hubungan dan duduk bersama untuk membahas solusinya.
Mengingat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Inggris telah memasuki usia 70 tahun, maka kerjasama bilateral ini perlu terus dijaga dan tragedi turnamen bulu tangkis All England 2021 harus segera diselesaikan dengan diplomasi yang dilandasi prinsip saling menguntungkan yang berkeadilan.
Apabila konflik ini tidak segera diselesaikan, selain memperburuk kerja sama diplomasi publik, akan berdampak pula pada kerja sama lain yang telah disepakati seperti di bidang ekonomi, pendidikan, dan pertahanan.
Kejadian ini akan selalu diingat dan selalu melekat di benak masyarakat internasional, khususnya masyarakat Indonesia. Strategi diplomasi publik suatu negara tidak akan berhasil jika masyarakat internasional memiliki persepsi yang buruk tentang kegiatan atau perbuatan negara tersebut.
Oleh karena itu, Indonesia dan Inggris perlu kembali membangun pemahaman dan kepercayaan bersama, menjaga dan membina perundingan sebagai sarana pengambilan keputusan yang logis dengan menyelesaikan masalah-masalah substantif secara objektif, sebagaimana ditulis Eurasia Review.
Diplomasi publik akan berhasil jika masyarakat internasional memiliki persepsi yang baik terhadap suatu negara. Munculnya insiden All England 2021 ini telah merusak persepsi baik masyarakat internasional khususnya masyarakat Indonesia terhadap Inggris, sehingga perlu ada pemahaman bersama dan penciptaan kembali harmoni antara kedua negara.
- Source : www.matamatapolitik.com