Panas! Perseteruan Andi Arief Vs Marzuki Alie, Buka Borok Lama SBY Vs Mega?!
Demokrat hari ini, tak hanya tergerus perolehan suaranya di luar, tapi juga semakin keropos di dalam. Buntut pengakuan AHY soal rencana kudeta, para kader dan senior partai saling cakar-cakaran. Ini semakin membenarkan pernyataan Moeldoko kalau dirinya tak bermaksud merebut partai. Melainkan justru diminta menjadi figur baru menggantikan SBY. Dari cuitan Andi Arief dan Marzuki Alie di media sosial. Semakin membenarkan adanya strategi kotor dari mantan ketua partai sekaligus orang nomer 1 negeri ini.
Sebelumnya ada saling balas cuitan di media sosial antara Andi Arief dan Marzuki Alie.
"Hari ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuat release menanggapi statemen hantu Pak Marzuki Alie. Kenapa hantu, karena Marzuki memgarang bebas. Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Dendam Ideologis?" Tulis @Andiarief__ memulai cuitan.
"Pak Andi, perjalanan saya dg sby bisa saya pertanggungjawabkan lahir bathin, bisa bermubahalah, krn saksi tumggal semuanya sdh meninggal dunia. Banyak orang memgira saya cari jabatan di PD. PD 2002 hadir di palembang prof subur BS, pakai ruang kampus saya.sebelum sby gabung PD" balas @Marzukialie_MA di kolom komentar.
Ternyata sebelum panas cuitan tersebut, beredar pengakuan Marzuki Alie mengenai bobrok SBY di kanal youtube Akbar Faisal Unsencored. Seperti dilansir kompas.com, mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Marzuki Alie mengungkapkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali.
Dalam bincang-bincang yang dipandu mantan anggota DPR Akbar Faizal itu, Marzuki menceritakan pertemuannya dengan SBY setelah Pemilu Legislatif 2004. Menurut Marzuki, saat itu dirinya dipanggil SBY guna bertemu di Hotel Sheraton Bandara.
"Setelah Partai Demokrat lolos pemilu legislatif dapat tujuh sekian persen (suara, red), saya ketemu SBY," ujar Marzuki.
Pria kelahiran 6 November 1955 tersebut menambahkan, saat itu di Hotel Sheraton Bandara sudah ada Hadi Utomo yang tak lain ipar SBY. Marzuki pun menduga akan ada rapat karena di ruangan sudah ada banyak notes dan pensil di atas meja.
Namun, yang ada justru pertemuan empat mata. "Rupanya yang datang SBY sendiri, saya pun kaget," tutur Marzuki.
Syahdan, Marzuki menuturkan bahwa SBY dalam pertemuan itu mengutarakan niatnya maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, dengan menggandeng Jusuf Kalla alias JK.
Di situlah SBY menyebut nama Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang saat itu sebagai Presiden RI sekaligus calon petahana.
"Bu Mega akan kecolongan dua kali ini," ujar Marzuki menirukan ucapan SBY.
Lebih lanjut Marzuki menjelaskan maksud 'kecolongan dua kali' itu.Kecolongan pertama bagi Megawati ialah ketika SBY memutuskan maju di Pilpres 2004.
Memang kala itu SBY menjadi pembantu Presiden Megawati di Kabinet Gotong Royong.
Jabatan SBY kala itu ialah menteri koordinator politik, hukum dan keamanan di era Presiden Megawati.
Adapun kecolongan kedua bagi Megawati ialah ketika SBY memutuskan menggandeng JK. Sebab, JK saat itu merupakan menteri koordinator kesejahteraan rakyat di Kabinet Gotong Royong. "Itu kalimatnya," kata Marzuki.
"Pak Marzuki orang pertama yang saya kasih tahu," kata ketua DPR periode 2009-2014 itu kembali menirukan ucapan SBY.
Ternyata pernyataan Marzuki Alie langsung mendapat tanggapan serius dari Hasto. Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menganggap, obrolan Marzuki dan Akbar Faisal yang mengungkap kejadian lama hubungan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa secara gamblang terungkap.
"Satyameva Jayate yang bermakna hanya kebenaran yang berjaya merupakan semboyan bahasa Sanskerta. Kebijaksanaan ini mungkin sama dengan kebijaksanaan masyarakat Indonesia yang selalu percaya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan pernyataan seperti Tangan Tuhan bekerja bahkan lewat cara yang kadang tak disangka manusia itu sendiri," kata Hasto dalam keterangannya yang diterima Rabu (17/2/2021).
Di sisi lain, Hasto juga menyatakan bahwa kala maju di Pilpres 2004, SBY kerap menampilkan diri seolah-olah dirinya tengah dizalimi.
“Dalam politik kami diajarkan moralitas politik yaitu satunya kata dan perbuatan. Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok pak SBY. Terbukti bahwa sejak awal pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah kecolongan dua kali sebagai cermin moralitas tersebut. Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh pak SBY telah dizalimi oleh bu Mega. Ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan," kata dia.
Sekjen PDIP kemudian menilai bahwa pernyataan Marzuki Alie akhirnya adalah bagian dari dialektika dari sejarah kebenaran itu.
“Dengan pernyataan pak Marzuki itu saya juga menjadi paham mengapa Blok Cepu yang merupakan wilayah kerja Pertamina pascapilpres 2004 lalu diberikan kepada Exxon Mobil. Nah kalau terhadap hal ini, rakyat dan bangsa Indonesia yang kecolongan," tutup Hasto.
Dari perseturan antar internal Demokrat, akhirnya rakyat bisa mengetahui kebenaran sejarah sebenarnya. Terungkap sudah siapa yang sesungguhnya didzalimi dan main pencitraan. Mungkin ini juga yang membuat emak banteng masih enggan membuka tangan hingga kini. Yang jelas sepertinya PD sedang menuai karmanya. Mengusung ornag yang hatinya sudah kotor dan berujung dengan keruhnya di akhir masa partai berlambang mercy ini. Saat PDIP menjadi parpol pemenang dua kali dan berpotensi ketiga kali, PD sendiri masih suram ke depannya.
Pemicunya tentu bermacam-macam. Tak hanya karena SBY tak menjabat, tapi karena banyak petinggi tersangkut kasus korupsi. Seperti Anas, Nazarudin, Angelina Sutan hingga merembet ke nama Ibas. Demokrat kini hanya menyisahkan kapal bocor yang dinahkodai orang tak berpengalaman. Hanya menunggu waktu untuk tenggelam. Mengingat posisi AHY yang tak ada di pemerintahan dan juga diragukan kawan.
Bahkan menurut Marzuki, AHY adalah bentuk pengkhianatan SBY akan ucapannya sendiri soal partai anti dinasti. SBY telah meludahi ucapannya sendiri dan membuat Demokrat mati perlahan. Mungkin ini karmanya telah mengkhianati ornag yang mempercayainya dulu. Kini tinggal hitungan tahun hingga ia akan menerima pengkhianatan serupa dari orang-orang terdekatnya.
Referensi:
- Source : seword.com