PBB Mendesak Yunani dan Siprus Turki untuk Menghindari Langkah-langkah yang Mengikis Prospek Pembicaraan
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengharapkan untuk terpilihnya Ersin Tatar sebagai presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang memproklamirkan diri akan membantu mendekatkan komunitas Yunani dan Siprus Turki, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah pengarahan pers pada hari Selasa.
Guterres juga meminta semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat merusak negosiasi, menurut Dujarric.
Putaran kedua pemilihan presiden diadakan di Siprus Utara pada hari Minggu. Menurut hasil, kandidat nasionalis Tatar, yang didukung oleh Turki, memperoleh 51,7 persen suara dan menjadi presiden TRNC.
"Kami mendorong kelanjutan pengembangan dan implementasi langkah-langkah pembangunan kepercayaan, yang tentunya akan membawa kedua komunitas lebih dekat," kata Dujarric.
"Sekretaris Jenderal selanjutnya menyerukan kepada kedua pihak dan semua pihak terkait untuk menghindari tindakan sepihak yang dapat merusak prospek untuk negosiasi baru."
Tatar adalah politisi pro-Turki dan pendukung garis keras solusi dua negara di Siprus, dan dia menyangkal kemungkinan reunifikasi komunitas Yunani dan Turki.
Tatar telah menyatakan dukungannya untuk kebijakan luar negeri Turki dan mendukung operasi ofensif negara itu di timur laut Suriah.
Pada gilirannya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung Tatar selama pemilihan baru-baru ini.
Siprus terpecah antara komunitas Yunani dan Turki pada tahun 1974 setelah Turki menginvasi pulau itu sebagai tanggapan atas pemberontakan Siprus Yunani yang mengakibatkan perubahan pemerintahan.
Pada tahun 1983, Republik Turki Siprus Utara mendeklarasikan kemerdekaannya tanpa diakui oleh negara mana pun kecuali Turki.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah berusaha untuk menengahi dialog reunifikasi, tetapi upaya tersebut gagal, dan pembicaraan telah sepenuhnya terhenti sejak 2017.
- Source : sputniknews.com