www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Teriakan Minta Tolong dari Reruntuhan, Korban Gempa Turkiye Capai 4 Ribu Lebih

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Jumat, 10 Februari 2023 15:32

Ankara - Hujan lebat disertai salju turun di Hatay, provinsi di Turkiye (nama baru negara Turki) selatan, Selasa (7/2) pagi. Seorang perempuan tedengar berteriak meminta bantuan dari bawah tumpukan puing.

Deniz, seorang warga, hanya bisa menangis mendengar teriakan sejak subuh itu. "Suara itu terus terdengar, tapi tidak ada bantuan yang datang," katanya, di tengah tangis, kepada Kantor Berita Anadolu Agency, Selasa (7/2) siang.

Ia mendengar banyak teriakan minta tolong dari balik reruntuhan akibat gempa bumi pada Senin kemarin. Hingga hari ini, sejumlah korban masih belum bisa dievakuasi.

"Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tidak ada siapa-siapa sejak pagi," ujar Deniz.

Turkiye diguncang gempa bumi sepanjang Senin kemarin. Dimulai pada pukul 04.00 waktu setempat dengan kekuatan 7,8 Skala Richter, lalu disusul 7,6 SR beberapa jam kemudian.

Pusat gempat berada di Distrik Pazarcik dan Elbistan, Provinsi Kahramanmaras. Daerah ini berbatasan dengan Suriah. Korban berjatuhan dari kedua negara.

Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat Turkiye (AFAD) mencatat sedikitnya 3.381 orang meninggal dan 8 ribu orang dievakuasi dari lebih 4.700 bangunan yang hancur. Di pihak Suriah, setidaknya ada 1.400 orang tewas, mereka adalah penghuni kamp-kamp pengungsian di perbatasan Turkiye.

Kota Osmaniye, Turkiye, tanpa listrik sejak kemarin. Pengungsi kedinginan di tenda-tenda darurat di jalan-jalan. Mereka masih khawatir gempa susulan.

Seorang pemilik hotel mengatakan kepada BBC bahwa dari 14 tamu yang menginap malam itu, hanya tujuh yang ditemukan.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengumumkan tujuh hari berkabung nasional. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan tanggapan internasional. "Banyak keluarga yang terkena bencana sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan," ujar Guterres.

Gempa bumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara utama di Turkiye sehingga menyulitkan pengiriman bantuan.

Turkiye terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia. Pada 1939, 33 ribu orang meninggal di provinsi timur Erzincan. Lalu pada 1999, gempa terjadi di barat laut yang menewaskan lebih dari 17 ribu orang.

Gempa kemarin juga dirasakan kuat hingga ke Siprus, Lebanon, dan Israel. Jalan raya utama kota Maras, Turkiye, paling dekat dengan pusat gempa, penuh reruntuhan bangunan. Sebagian ruas jalan untuk tenda darurat pengungsi.

"Rumah kami bergoyang-goyang seperti di tengah laut," seorang warga bercerita sedih. "Lalu hari ini, masih banyak teriakan minta tolong dari bawah reruntuhan," ia menambahkan.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar