AS: 10 Tahun Kesepakatan Kerja Sama Militer Dengan Maroko dan Tunisia
Perjanjian yang baru ditandatangani Washington dengan Maroko dan Tunisia berupaya meletakkan dasar untuk meningkatkan "kerja sama pertahanan, kemitraan, dan interoperabilitas" negara-negara tersebut hingga tahun 2030.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper, dalam perjalanan terakhirnya ke negara-negara Afrika Utara, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita pada 2 Oktober dan menandatangani perjanjian 10 tahun untuk meningkatkan kesiapan militer kerajaan Afrika Utara.
Kementerian Luar Negeri Maroko mengeluarkan pernyataan yang merinci perjanjian militer itu "berfungsi sebagai peta jalan untuk kerja sama pertahanan dan bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara dan mendukung tujuan keamanan bersama," lapor Associated Press.
Detail spesifik dari kesepakatan itu dirahasiakan, namun rilis berita 2 Oktober dari Departemen Pertahanan AS mencatat bahwa perjanjian tersebut akan meningkatkan "kerja sama pertahanan, kemitraan, dan interoperabilitas."
Lebih lanjut, Esper mencatat road map terkait partisipasi Maroko dalam Latihan Singa Afrika yang dipimpin Angkatan Darat AS, sebuah "acara pelatihan dan latihan utama" multinasional tahunan.
Esper mengklaim bahwa "memperkuat kemitraan pertahanan kami dengan pemerintah Afrika" adalah kunci untuk menyelesaikan masalah regional, masalah ekonomi, dan rintangan lain di Afrika.
"Kami tidak dapat mencapai ini kecuali kami juga terus memajukan perdamaian dan stabilitas serta keamanan di seluruh benua," klaimnya dalam pernyataan yang dikutip.
Hasil pertemuan Pentagon mencatat bahwa kedua pejabat tersebut juga fokus pada "ketidakstabilan regional yang disebabkan oleh kelompok ekstremis brutal dan aktivitas asing yang memaksa."
Esper juga mengunjungi Tunisia dan Aljazair selama turnya di Afrika. Perjanjian 10 tahun serupa ditandatangani oleh Esper dan Menteri Pertahanan Tunisia Ibrahim Bartagi.
"Road map tersebutmerupakan pemahaman bersama tentang di mana prioritas kita," kata Esper dalam pernyataan yang dikutip dan diterbitkan pada 1 Oktober. "Ini berbicara tentang tujuan bersama, kepentingan bersama, dan ancaman bersama. Ini adalah area di mana kita dapat bekerja sama.
"Media melaporkan bahwa tidak ada kesepakatan seperti itu yang dicapai di Aljazair, tetapi Esper memang bertemu dengan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune dan panglima militer Jenderal Saïd Chengriha.
- Source : sputniknews.com