Hampir 1.000 Pasukan Garda Nasional dan 200 Agen Federal Dikerahkan ke Wisconsin Menengahi Protes Kenosha
Kenosha menjadi hotspot lain untuk protes kekerasan setelah munculnya video secara online tentang petugas polisi kulit putih yang menembak seorang pria kulit hitam, Jacob Blake, tujuh kali dari belakang.
Insiden itu telah memicu demonstrasi besar-besaran, beberapa di antaranya menyaksikan kekerasan, pembakaran, dan penjarahan, menyebabkan gubernur Wisconsin mengumumkan keadaan darurat.
Sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan, seperti dikutip oleh Edward Keenan, kepala biro Toronto Star Washington, bahwa pemerintahan Trump telah mengerahkan hampir 1.000 pasukan Garda Nasional dan lebih dari 200 personel penegakan hukum federal, termasuk FBI dan US Marshals, ke Wisconsin, untuk membantu mengekang kerusuhan yang meliputi kota Kenosha setelah penembakan Jacob Blake.
From the White House: pic.twitter.com/gDNNyZWkCI
— Edward Keenan (@thekeenanwire) August 27, 2020
Sebelumnya, Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa lebih dari 200 agen federal telah dikirim ke Kenosha sebagai akibat dari protes yang sedang berlangsung.
"Department Kehakiman AS (DOJ) telah mengerahkan 200+ agen dan perwira dari FBI, ATF, dan USMS untuk membantu penegakan hukum negara bagian dan lokal dalam menanggapi kerusuhan dan akan terus meningkatkan keamanan Kenosha dengan sumber daya federal sesuai kebutuhan," Kerri Kupec, seorang Juru bicara DOJ, mengatakan dalam pernyataannya pada hari Rabu.
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Gubernur Wisconsin Tony Evers telah setuju untuk menerima bantuan federal untuk memadamkan kerusuhan di kota tersebut.
Evers mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa 500 anggota Pengawal Nasional Wisconsin akan dikerahkan ke Kenosha, selain 250 yang dia otorisasi awal pekan ini.
Gubernur Wisconsin menerima bantuan federal dalam menahan kerusuhan setelah mengumumkan keadaan darurat di negara bagian itu pada hari Selasa.
Kenosha telah menyaksikan protes kekerasan sejak 24 Agustus, setelah rekaman petugas polisi kulit putih yang menembak seorang pria kulit hitam, Jacob Blake, muncul secara online.
Para perusuh telah membakar gedung dan kendaraan, memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi.
Dua orang telah terbunuh, dilaporkan oleh seorang anggota milisi sipil kulit putih, dan seorang terluka selama protes.
Seorang tersangka berusia 17 tahun ditangkap beberapa jam kemudian di Illinois dan sekarang didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama atas penembakan protes.
Blake, yang saat ini menghadapi tuduhan pemerkosaan dan kekerasan dalam rumah tangga, dilaporkan selamat dari penembakan tersebut, tetapi sekarang lumpuh dari pinggang ke bawah.
- Source : sputniknews.com