Pompeo: AS Bersumpah Menggunakan Segala Cara untuk Mencegah China dan Rusia Menjual Senjatanya ke Iran
Washington sebelumnya mencoba untuk memulai mekanisme sanksi "snapback" dalam upaya untuk mencegah pencabutan embargo penjualan senjata ke Iran, yang berakhir musim gugur ini.
Namun, tawaran tersebut ditentang oleh negara-negara Eropa, Rusia, Tiongkok, dan Iran, yang bersikeras bahwa AS kehilangan haknya untuk memicu mekanisme tersebut pada 2018.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berjanji dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa Washington akan menggunakan setiap alat yang tersedia untuk mencegah China dan Rusia dari "melanggar" sanksi yang dikenakan pada penjualan senjata ke Iran.
Pompeo lebih lanjut menyatakan kekecewaannya atas tindakan sekutunya di Dewan Keamanan PBB, yang tidak mendukung niat AS untuk memulai mekanisme sanksi "snapback" terhadap Iran.
Diplomat top sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap negara mana pun yang menentang tujuan ini.
"Dunia akan menjadi tempat yang lebih aman. Iran tidak akan memiliki kesempatan untuk memiliki pertahanan udara Rusia, beberapa tank China - semua hal yang menimbulkan risiko dan ketidakstabilan di Timur Tengah. Negara-negara Teluk sangat bersemangat karenanya. Israel sangat gembira tentang itu", kata Pompeo.
AS Ingin Mengembalikan Semua Sanksi terhadap Iran
Mekanisme "snapback" adalah bagian dari kesepakatan nuklir Iran, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang ditandatangani pada 2015 oleh sekelompok negara Eropa, AS, Rusia, dan Tiongkok, dan seharusnya dipicu jika Teheran berhenti memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian tersebut.
AS meminta Dewan Keamanan PBB untuk memulihkan semua sanksi yang dicabut melalui mekanisme "snapback", mengutip keputusan Iran untuk melampaui batasan pengayaan nuklir yang ditetapkan oleh JCPOA.
Inisiatif ini ditentang oleh mayoritas Dewan Keamanan. Iran, Rusia, dan China berpendapat bahwa Washington kehilangan haknya untuk memicu sanksi "snapback" ketika menarik diri dari JCPOA pada Mei 2018 dan menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Teheran, yang sebenarnya mendorong negara itu memutuskan untuk membatalkan kewajibannya.
Sementara langkah itu mengecewakan para penandatangan yang tersisa. Otoritas Iran menjelaskan bahwa mereka tidak merasa harus mengikuti pembatasan karena negara itu telah kehilangan satu-satunya keuntungan yang dimilikinya dari penandatanganan kesepakatan nuklir tersebut.
- Source : sputniknews.com