www.zejournal.mobi
Rabu, 20 November 2024

Singapura Resesi, Ini Sentilan Telak Jokowi Buat Para Lawan Politiknya!

Penulis : Ninanoor | Editor : Anty | Jumat, 17 Juli 2020 08:46

Memang sudah ada prediksi sejak awal tahun ini bahwa setiap negara di dunia akan terdampak pandemi Covid-19 secara ekonomi. Secara global, ekonomi memang melambat. Salah satunya karena berhentinya arus perjalanan wisata antar negara. Travelling itu menjadi sebuah aktualisasi diri generasi milenial, bukan sekedar melepas lelah dan jenuh. Vlog travelling, promosi tempat menginap, promosi wisata kuliner, dan sebagainya jadi salah satu sumber penghasilan yang menggerakkan ekonomi, baik di negara tujuan wisata maupun negara asal. Semuanya luluh lantak karena pandemi Corona.

Sejak awal adanya pandemi Corona pula, Presiden Jokowi sangat memperhatikan unsur ekonomi dalam setiap kebijakannya. Wabah penyakit memang harus ada penanganan dari segi kesehatan. Namun, di lain pihak, dampak ekonominya yang sangat masif itu juga tidak boleh diabaikan. Presiden Jokowi sangat paham akan bagaimana roda perekonomian negara kita bergerak. Sebagian perusahaan-perusahaan besar pasti terdampak hebat. Misal yang memproduksi mobil, yang bergerak di bidang transportasi, yang jualan bahan bangunan., dan sebagainya. Namun, UMKM, pedagang kecil yang berbisnis kuliner masih bisa bertahan, misal dengan berjualan online. Gimana pun orang-orang tetap butuh makan, namun yang harganya masih terjangkau.

Kebijakan Presiden Jokowi pun diupayakan bisa memberi bantuan pada semua elemen masyarakat penggerak roda ekonomi, hingga perusahaan. Ada relaksasi pembayaran kredit, ada bantuan sosial, dan sebagainya. Intinya, tidak pake lockdown. Waktu itu kebijakan lockdown sangat dipaksakan oleh berbagai pihak kepada Presiden Jokowi. Padahal kalau dilakukan, yang kasihan adalah rakyat kecil, bahkan masyarakat kelas menengah. Presiden Jokowi lebih memilih menerapkan protokol kesehatan (PSBB) dan bantuan sosial. Banyak sekali pihak yang memperjuangkan lockdown, sambil mengecam kepemimpinan Presiden Jokowi. Seakan kalau tidak lockdown itu pertanda presidennya bodoh, plonga plongo. Padahal waktu akhirnya membuktikan bahwa lockdown bukan pilihan yang tepat.

Yup, dari segi kesehatan lockdown di Italia dan India ternyata tidak membuat penyebaran Covid-19 berkurang. Tidak juga memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi mereka. Malaysia, Thailand dan Singapura menerapkan lockdown. Eehh sekarang justru Singapura dilanda resesi ekonomi yang sangat parah. Resesi ini diperkirakan akan menular ke Malaysia dan Thailand. Gimana, pret? Masih menghujat Jokowi karena tidak menerapkan lockdown?

Kalau ada lockdown, sepeda tidak akan booming seperti sekarang ini. Karena orang-orang memang dilarang ke luar rumah kecuali untuk keperluan mendesak. Nyatanya, sekarang ini yang punya usaha kuliner kecil-kecilan di rumah malah lumayan laris. Ojek pangkalan pun ketiban rejeki jastip (jasa titip). Yang punya toko sepeda dan bengkel sepeda keuntungannya meroket. Usaha tanaman hias dan ikan hias juga ikutan booming. Ada saja jalan rejeki buat mereka yang sabar dan terus berusaha. Itu memang karakter masyarakat kita kan. Apalagi sekarang ini, mal mulai dibuka, ojol sudah boleh mengantar orang, pesawat mulai beterbangan. Semua berjalan baik tanpa lockdown.

Indonesia ini kaya dengan sumber alam. Orang-orangnya pun kreatif. Bahkan sering over pede dan cuek dengan bencana di sekelilingnya. Ingat kan tukang sate yang malah jualan di sekitar lokasi aksi terorisme di Jalan Thamrin beberapa tahun lalu? Sedangkan Singapura punya ketergantungan yang sangat besar terhadap perdagangan dan arus supply chain global, sampai 200% dari PDB (Produk Domestik Bruto) mereka. Sama halnya dengan Malaysia dan Thailand. Sementara Indonesia hanya sekitar 30% Sumber.

And the winner is Jokowi. And the big boss is Jokowi. “Pemenangnya” tetap Presiden Jokowi. Sudah menerapkan langkah yang tepat buat ekonomi Indonesia. Padahal Presiden Jokowi terus saja mendapat tekanan dan serangan dari gerombolan pengacau negara ini. Para politisi yang berkolaborasi dengan gerombolan kadrun penggiat demo. "Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu, mungkin (pertumbuhan ekonomi) bisa minus 17 (persen)," kata Presiden Jokowi saat saat rapat dengan para gubernur di Istana Bogor, Rabu lalu (15/7). Makjleb banget ya drun?


Berita Lainnya :

Menurut Presiden Jokowi, akibat tidak lockdown, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. Pada kuartal pertama, ekonomi RI masih tumbuh di angka 2,97%, meskipun turun dari kisaran lima persen. Sedangkan di kuartal ke-2, Presiden Jokowi sudah menerima prediksi minus 4,3%. Namun, angka ini masih lebih baik ketimbang negara-negara maju lainnya. “…Perancis misalnya di angka minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Amerika (Serikat) minus 9,7 persen," kata Presiden Jokowi Sumber.

Jadi para kadrun yang masih saja menghujat Presiden Jokowi, termasuk yang hari ini berdemo di depan gedung DPR RI menuntut pemakzulan Presiden Jokowi, adalah orang-orang yang tidak tahu terima kasih. Sudah diurus baik-baik dengan daya upaya semaksimal mungkin, eh malah dibalas dengan menusuk dari depan dan belakang. Kuwalat kena Covid-19 dahh!


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar