Kelahiran Pancasila: Jokowi Selamat dari Gempuran 4 Isu
Hari lahirnya Pancasila, diperingati dengan begitu khusyuk, serius dan tidak main-main. Hari kelahiran Pancasila, menandakan sebuah era baru di Indonesia, di bawah lindungan kepakan sayap Garuda yang begitu indah, kokoh dan kuat. Elit kayu harum pun harus gigit jari lagi. Jokowi dilindungi 5 sila dari Pancasila.
Jokowi untuk ke sekian kalinya, selamat dari gempuran 4 isu yang siap menghancurkannya dan menenggelamkannya. Di hari lahir Pancasila yang kita peringati setiap tanggal 1 Juni, Jokowi tetap presiden. 4 isu yang tergolong berbahaya. Tapi, orang baik pasti selalu dilindungi Tuhan. Apa saja isu itu?
Pertama, serbuan TKA Cina yang di-refresh lagi sejak marak jelang pilpres 2019. Serbuan TKA Cina di pandemic Covid 19 ini membuat grup WA saya yang kebanyakan orang pendukung Jokowi pun bereaksi keras.
Isu ini membawa-bawa banyak orang dalam pemerintahan pusat. Ada nama Luhut yang selalu disebut-sebut. Ada juga nama menteri tenaga kerja yang dianggap berpihak kepada Cina. Tapi tujuan mereka sebenarnya satu. Menghancurkan Jokowi. Tapi di hari lahirnya Pancasila 1 Juni, isu tersebut redam karena memang gak bener kok.
Kedua. Reproduksi isu lama, yakni kebangkitan PKI. Lewat kompor-kompor di Twitter yang diisi oleh elit oposisi baik dari legislatif, partai baru dan pemuka agama keblinger, mereka angkat terus isu PKI dan kelahiran komunisme di Indonesia. Pemahaman rakyat tentang komunisme masih sangat dipengaruhi oleh framing busuk Orba yang dimainkan oleh Klan Kayu Harum.
Kebangkitan PKI ini sekali lagi digoreng untuk memanas-manasi situasi menjelang hari kelahiran Pancasila. Bukan untuk menggoreng di hari G30SPKI menjelang kesaktian Pancasila yang dirayakan di tanggal 1 September. Maklum, mereka itu kaum kebelet. Minum kencing unta kebanyakan kah?
Isu PKI ini sering digoreng sejak tahun 2014. La Nyalla yang dulunya pendukung Prabowo pun mengaku bahwa dia yang memainkan isu PKI kepada Jokowi. Tapi pada akhirnya, La Nyala meminta maaf. Minta maafnya, dia sudah selesai. Tapi apa yang dia kerjakan, ternyata gak selesai sampai saat ini. The damage has been done. Begitu kalau kata orang Barat. Tapi bagaimana pun, Jokowi selamat dari isu ini. Karena memang Pancasila lahir
Ketiga. Jokowi makin dianggap represif dan demokrasi dibungkam. Lewat seminar yang gagal dan memframing bahwa di balik itu adalah pemerintahan Joko Widodo yang melakukan ancaman kepada para penyelenggara. Bahkan sampai-sampai lembaga MUI pun ditarik-tarik untuk kepentingan tersebut.
Penggagalan seminar ini, dianggap dan diframing beberapa orang, didalangi oleh pemerintah pusat yang kabarnya tidak senang dengan kata “pemecatan”. Padahal kalau mau dikata, itu hanyalah pesan WhatsApp yang tidak tahu siapa. Bisa siapa saja. Kalau bicara pemerintah pusat, mereka mana main WA.
Kalau benar Jokowi represif seperti era Orde Baru, itu para pegiat seminar bisa mendadak hilang dan ditemukan di rawa-rawa. Maka menuduh pemerintah pusat sebagai dalang penghentian paksa seminar itu, adalah cacat secara logika. R.I.P logika. Tapi ada saja orang-orang blekok yang menggoreng isu ini.
Mengatakan bahwa Jokowi itu represif. Namun Jokowi, melalui Mahfud MD Menkopolhukam, mendukung kasus ini untuk dilaporkan ke kepolisian. Jadi bisa sekalian diforensik itu nomor-nomornya siapa yang melakukan intimidasi. Kali aja ada bau-bau kayu harum di sana. Mereka kan jago bikin gituan.
Keempat. Impor kasus pembunuhan orang kulit hitam di Amerika, untuk menggiring bahwa aparat TNI juga represif sama orang Papua. Mereka, para klan kayu harum pun menjalankan operasi senyap ini. Di Twitter dan Instagram pun berseliweran narasi “Lihat dalam negeri dulu sebelum lihat Amerika”.
Mereka sengaja ingin memanas-manasi hubungan warga Papua dengan Joko Widodo. Mereka ingin berita pembunuhan sialan oleh polisi Amerika ini, membakar Indonesia. Memang antek Mamarika ini paling biadab kalau urusan beginian.
Apalagi dengan Australia, tempat pemerintah sana melindungi Si Kuman yang juga sempat sebarin provokasi antara warga Papua dengan pihak keamanan negara. Jokowi gak bisa diserang isu dalam negeri, isu Amerika pun diimpor ke Indonesia.
Padahal selama ini kita tahu bahwa itu adalah hoax. Joko Widodo justru adalah presiden yang paling sering datang ke Provinsi Papua untuk membangun infrastruktur dan manusia. Jokowi mengasihi Papua. Apa saja yang diminta Papua terkait kelestarian mereka di Bumi Indonesia, dipenuhi oleh Jokowi.
Jadi sekali lagi di hari lahir Pancasila yang kita peringati di tanggal 1 Juni 2020 ini, Jokowi berhasil membawa Indonesia semakin bermartabat. Maju terus Indonesia!
Begitulah maju terus.
- Source : seword.com