Menata Industri Setelah Pandemi
Pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini semoga dapat selesai secepatnya. Syukurlah kalau seperti pernah dinyatakan oleh bapak Presiden, pandemi dapat diselesaikan pada bulan Juni sehingga mulai juli, kita semua dapat berpacu untuk membayar perlambatan pertumbuhan ekonomi dikarenakan pandemi.
Semoga segala usaha yang telah dan akan terus dilakukan pemerintah termasuk Terapi Plasma Konvalesen bagi pasien covid dengan kondisi berat dan kritis, dapat membantu menyelesaikan wabah ini dengan lebih cepat.
Andaikata memang kita harus menjalankan aktifitas dengan kondisi covid masih ada maka mari kita merubah kebiasaan kita dengan tetap menerapkan social distancing, phisycal distancing , cuci tangan dengan sabun dan pakai masker.
Pastinya akan terasa kurang leluasa dan kurang enak karena ini merubah kebiasaan yang sudah kita lakukan puluhan tahun .
Ok, kira kembali ke topik yang ingin saya bahas.
Mengapa kita harus menata Industri nasional kita? Ya karena memang harus ditata dan sebagaimana sudah ditulis dengan sangat baik oleh beberapa rekan penulis Seword, proses digitalisasi yang telah dipercepat dengan adanya wabah corona tidaklah dapat dihentikan.
Lalu bagaumana seharusnya pemerintah menyikapi perubahan demi kemajuan industri nasional?
Menurut saya ada 2 hal pokok yang harus secara cermat dilakukan dan diupayakan secara terus menerus yaitu :
- Memberikan perhatian lebih kepada industri yang sebagian besar bahan bakunya kita punya. Ada minimal 3 jenis industri yang menurut saya sangat patut diprioritaskan yaitu :
- Lithium . Dengan keberhasilan pemerintah menggandeng investor dari China untuk membangun pusat industri Lithium di Morowali, Sulawesi Tengah, maka, pemanfaatan nikel sebagai bahan baku utamanya akan menjadi sangat baik dan dapat menumbuhkan sektor industri lainnya seperti mobil dan motor listrik.
Lithium dipercaya oleh para ahli akan menjadi pengganti migas di masa mendatang.
Bandingkan AS yang selama kurang lebih 50 tahun menguasai perdagangan minyak dunia dan karenanya menjadi negara dengan ekonomi terbesar didunia. Indonesia dengan pusat Lithium di Morowali akan menjadi pemain industri battery yang sangat diperhitungkan didunia.
Keberhasilan pemerintah menggandeng China yang sangat menguasai teknologi Battery Lithium sangatlah layak kita apresiasi. Indonesia bukanlah negara dengan deposit nikel terbesar didunia. Filipinalah yang terbesar.
Keputusan china untuk berpartner dan melakukan investasi raksasa di Morowali adalah bukti kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo.
- Crude Palm Oil (CPO)
Kelapa sawit yang hanya hidup di negara katulistiwa menjadi berkat yang harus kita syukuri dan manfaatkan dengan sangat baik untuk kemakmuran bangsa.
Indonesia adalah penghasil CPO terbesar didunia yang telah membuat eropa tidak dapat menjual minyak bunga matahari nya, dikarenakan selisih harga yang sangat jauh.
Hal inilah yang membuat Eropa mempersulit bahkan mencegah CPO dari Indonesia masuk ke pasar Eropa dengan berbagai alasan yang sangat terkesan mengada-ada. Bangga kita dengan Presiden yang menghadapinya dengan gagah dan sudah punya solusi yaitu dengan menjadikan CPO menjadi Biodiesel yang menjadi campuran solar dengan B10 sampai B100 , sehingga hasil CPO dari perkebunan sawit di Indonesia dapat ditampung.
Andai kita meyakini bahwa battery akan menggantikan bbm dalam waktu yang tidak lama lagi, maka konsekwensi logisnya adalah program Biodiesel sebagai campuran solar pun tidak layak untuk diteruskan.
Inilah yang harus dipikirkan dengan serius oleh Kementrian Perindustrian untuk mendorong industri makanan ataupun industri lain yang berbahan baku CPO, bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Peta jalan (Roadmap) industri ini harus dibuat secara baik termasuk insentif yang bisa diberikan kepada investor . Dengan tumbuhnya industri ini maka hasil CPO dari perkebunan sawit yang ada bisa diserap dengan baik.
- Agro Industri
Di Kementrian Perindustrian ada satu Direktorat Jendral yang khusus mengurusi Agro Industri . Tapi terus terang sampai saat ini saya belum pernah mendengar gebrakan- gebrakan positif yang dilakukan oleh direktorat ini yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
Dalam rangka memanfaatkan nilai kebih Indonesia yang dianugerahi banyak lahan subur, serta sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional maka kementrian perindustrian bekerja-sama dengan kementrian pertanian dapat membangun industri agro yang sehat dan bermanfaat besar bagi para petani Indonesia. Akanlah sangat baik kalau eksekusinya diarahkan dalam bentuk KOPERASI, dimana para petani akan menjadi pemilik dari industri tersebut . Mengenai koperasinya sendiri, nanti akan dibahas oleh Menkop Seword yaitu bung Tony Gede. Om Tony adalah orang yg punya passion dan pengetahuan mumpuni soal koperasi, suatu hal yang mohon maaf , jarang saya temui dari pejabat koperasi di Indonesia. Saya beberaps kali berdiskusi dengan Alm. Adi Sasono, yang pernah menjadi ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Jujur saya tidak melihat passion besar yang seperti ada di om Tony Gede ada pada almarhum.
Andai Menkop UKM , Teten Masduki membaca artikel ini, saya sangat merekomendasikan untuk bisa kontak dengan om Tony dan kalau mungkin menarik pulang beliau ke Indonesia untuk mengurus koperasi .
Industri agro juga skan dapat menampung tenaga kerja yang tersingkirkan karena proses digitalisasi yang berlangsung pada industri.
Tentunya sektor industri lainpun perlu digalakkan dan dijaga sesuai proporsinya tapi menurut saya tiga sektor ini patut diberikan perhatian lebih.
Ada satu contoh menarik yang diceritakan oleh teman yang berbisnis di bidang kain garmen .
Kalau dia bawa contoh benang baru dan minta pabrikan untuk membuatkan contoh kain dengan benang tersebut, di Indonesia butuh minimal 1 bulan. Di China , maksimal 1 minggu .
Di China produktifitas dari tenaga kerja itu sangat luar biasa , sehingga target perusahaan dapat tercapai karena semua bagian mendukung, begitu juga Srilangka ....Kok Srilangka sih ? Ternyata di Srilangka karena begitu susahnya peluang kerja sehingga yang sudah mendapatkan pekerjaan akan mempertahankan pekerjaannya walaupun harus berkorban. Istilahnya , dusuruh kerja dengan berdiri seharianpun dijabani . Akibatnya apa ? Produktifitasnya sangat tinggi .
Di Indonesia, menurut saya sudah saatnya Serikat Pekerja dibereskan. Bukan berarti tidak boleh berserikat, tetapi harus pada tataran dan koridor yang bertanggung jawab .
Aturan harus dibuat untuk mencegah eksploitasi buruh oleh pengurus serikat pekerja.
Sumber :
https://m.detik.com/news/kolom/d-4838265/morowali-yang-berubah
- Source : seword.com