Benarkah Rezim Trump Sengaja Mencari Konfrontasi Dengan Iran? (Bagian 3)
Selain tindakan provokatif, upaya AS lainnya yang berpotensi memicu konfrontasi dengan Iran adalah berupaya mempertahankan embargo senjata PBB pada Iran yang masa berlakunya akan habis pada bulan Oktober mendatang dengan mengatakan:
“Kami tidak bisa membiarkan Iran membeli senjatan konvensional dalam waktu enam bulan ke depan.” “Kami siap menggunakan segala cara diplomatik untuk memastikan DK PBB tetap memberlakukan embago senjata pada Iran.”
Seakan tak ada habisnya upaya AS untuk bisa berkonfrontasi dengan Iran, pada akhir pekan lalu Pompeo kembali mengklaim bahwa program luar angkasa Iran tidak murni dilakukan untuk kepentingan sipil. Menurut Pompeo peluncuran satelit yang dilakukan Iran berpotensi disusupi rudal balistik ICBM.
“Semua negara yang mengembangkan ICBM memilki tujuan untuk melancarkan serangan nuklir,” ujar Pompeo.
Padahal, hasil inspeksi IAEA menunjukkan bahwa program nuklir yang dikembangkan Iran tidak ditujukan untuk kepentingan militer.
Selain itu, menurut Arms Control Association, ICBM adalah senjata yang mampu menempuh jarak lebih dari 5.500 km, sementara Iran tidak memiliki rudal balistik semacam ini. Iran memiliki rudal balistik BM-25 yang hanya mampu menempuh jarak sekitar 2.500 km.
Lebih lanjut, Arms Control Association menekankan bahwa seluruh rudal yang dimiliki Iran dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional saja dengan tujuan pertahanan.
Dan untuk kesekian kalinya, negara pendukung terorisme nomer satu di dunia, AS, kembali menuding negara lainnya, khususnya Iran, sebagai ancaman terhadap negaranya.
- Source : www.globalresearch.ca