www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Indonesia Tegaskan Tidak Akan Lockdown, Jangan Terkejut!

Penulis : Mpok Desy | Editor : Indie | Minggu, 22 Maret 2020 10:44

Jangan terkejut, dikejutkan ataupun terkejut-kejut karena Indonesia mantap nggak akan lockdown. Inilah sikap yang diambil Indonesia, dan dipertegas oleh Doni Monardo Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa untuk menghindari penyebaran virus corona atau Covid-19 pemerintah tidak akan melakukan lockdown di wilayah Indonesia.

"Sekali lagi saya tegaskan pemerintah dalam hal ini adalah Presiden Jokowi yang telah memberikan instruksi kepada kepala gugus tugas, tidak akan ada lockdown," tegas Doni dalam rekaman video yang diterima Sabtu (21/3) malam.

Wow…sebuah keberanian bersikap! Yup, nggak mentang-mentang negara lain lockdown, lalu kita pun ikutan lockdown. Lockdown itu ada konsekuensi yang mengikutinya, dan itu pun harus dengan pertimbangan yang matang. Bukan sekedar latah nyontek negara lain. Apalagi kalau sampai dengan maksud memberikan efek kejut?

Woi…efek kejut kok taruhan nyawa? Hahah…cerdas banget itu, membuat kebijakan tetapi nggak dipikirkan kesiapan dan akibatnya? Pemimpin atau pemerintahan yang benar dan waras itu harus bisa dilihat dari kebijakannya yang terukur, dan bukannya iseng-iseng berhadiah. Memangnya kalau sudah terkejut nanti dapat piring cantik atau payung gitu?

Begini yah, supaya kita sama-sama pintar mengenai lockdown itu diatur dalam dalam UU 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan. Tetapi, Jokowi dengan pertimbangannya yang nggak ngasal lebih memilih kebijakan social distancing untuk menghadapi wabah Covid-19 saat ini.

Mungkin ketegasan Jokowi dengan tidak memilih lockdown sebagai opsi akan mengejutkan beberapa pihak. Ngertilah kita, bukan rahasia lagi bahwa ada kelompok yang ngarep banget Indonesia ini lockdown.

"Sehingga jawaban saya ini diharapkan bisa jadi kepastian bagi semua komponen masyarakat, termasuk juga rekan-rekan sahabat dari berbagai negara yang saat ini berada di Indonesia khususnya di Jakarta," tambah Doni. Dikutip dari: cnnindonesia.com

Harusnya, rakyat Indonesia sudah semakin pintar saat ini. Sudah banyak pemberitaan di media sosial dan juga televisi dari negara-negara yang memilih opsi lockdown. Coba deh, kalian bayangkan jika kondisi tersebut terjadi di Indonesia, apakah kalian sanggup?

Kita semua ingin segera terlepas dari kondisi yang menyedihkan ini. Jujur deh, saat ini saja ketika kita diminta untuk patuh kebijakan social distancing kenyataanya nggak mudah khan?

Harus dipahami benar-benar, bahwa kebijakan social distancing adalah ketika warga diminta menjaga jarak satu sama lain setidaknya 1,5 meter, dan warga diminta tidak berkumpul dalam jumlah besar. Makanya untuk mendukung kebijakan ini pun segala aktivitas sudah dikurangi, misalnya dengan menutup sekolah, pembatasan kendaraan umum dan juga himbauan bekerja di rumah.

Tetapi coba apa yang terjadi di masyarakat kita. Maaf, faktanya masih banyak warga yang justru menggangap kebijakan ini sebagai liburan. Kenyataan mereka memadati tempat rekreasi dan mall. Pembenarannya karena bosan, karena mumpung ada kesempatan dan mumpung ini dan itu. Padahal untuk mendukung social distancing inipun sementara waktu ibadah diminta dilakukan di rumah, terlepas apapun agamanya. Tetapi, yang terjadi ngawur akut kembali, karena ada yang mabok menganggap pemerintah melarang beribadah? Jadi, ini artinya apa? Artinya, kesadaraan itu belum ada! Masih banyak warga yang halu!

Nggak usah jauh-jauh menilai bandelnya rakyat Indonesia. Kita lihat saja deh Italia yang jauh lebih maju masyarakatnya. Kondisi buruk mereka saat ini dikarenakan meremehkan pemerintah setempat.

Saat itu Italia ketika wabah mulai merebak mereka berasumsi ketakutan yang ada hanyalah “kepintaran” media sosial mengemas informasi sehingga terkesan ngeri. Padahal ketika itu Italia masih dalam kondisi social distancing seperti kita saat ini. Hanya saja, karena sikap acuh masyarakat dan berakibatlah dengan semakin banyaknya korban Covid-19. Kenapa? Yah, karena social distancing tidak dipatuhi, dan masih banyak warga yang seenak hatinya saja beraktivitas ketimbang tinggal di rumah saja.

Kembali kepada Indonesia, jika lockdown bagaimana nasib kehidupan masyarakat yang pendapatannya harian? Lalu mereka yang bekerja informal, seperti pengemudi ojek ataupun pedagang kaki lima. Mereka dan keluarganya mau makan apa? Bedalah dengan nasib yang tajir melintir, perutnya akan kenyang terus.

Lalu, bagaimana juga dengan perekonomian Indonesia, mengingat 70% pergerakan uang dalam perekonomian nasional berada di Jakarta. Ini artinya sangat berisiko bila aktivitas perekonomian lumpuh karena melakukan lockdown di Jakarta. Bayangkan apa yang terjadi terhadap Indonesia ketika ekonomi lumpuh? Harga saham anjlok, harga barang melonjak dan kemudian terjadi inflasi. Itu namanya Indonesia bunuh diri!

Rakyat Indonesia jangan mau “dikejuti” dengan narasi yang menjebak. Ada banyak kok negara lain yang tidak memilih lockdown, misalnya: Korsel, Jepang atau Singapura. Adapun langkah yang diambil oleh mereka adalah:

  1. Social distancing
  2. Tracing suspect
  3. Membangun rumah sakit darurat
  4. Menjaga stok farmasi dan obat-obatan

Percayalah saat ini Jokowi dan jajarannya tidak diam. Tetapi terus berupaya mengatasi kondisi ini agar bisa dilewati bersama. Tentunya, untuk membuat ini semua berjalan dengan baik maka dukungan dari rakyat Indonesia sangat diharapkan.


Berita Lainnya :

Nggak susah yang diminta Indonesia, cukup dengan mematuhi social distancing, alias berdiam lebih banyak di rumah saja. Butuh disiplin dan kesadaran tinggi untuk bisa melakukan ini. Jaga dan sayangilah nyawamu, maka engkau juga sudah menjaga nyawa orang lain. No lockdown, instead lock yourself!

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200321223242-20-485680/bnpb-tegaskan-indonesia-tak-lakukan-lockdown

Ilustrasi: imgur


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar