Dirasa Menguntungkan, AS & Inggris Beli Lebih Banyak Minyak Dari Rusia
Menurut data Federal Customs Service (FCS) di sepanjang tahun 2019 Rusia telah mengirimkan lebih dari dua kali lipat pasokan minyak mentah untuk Amerika Serikat dan Inggris.
Turunnya harga minyak Rusia, digabungkan dengan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran, menjadi salah satu alasan meningkatnya pembelian minyak AS dan Inggris dari Rusia.
Menurut data yang dikutip kantor berita RBS, pada bulan Oktober lalu Rusia menjadi pemasok minyak dan produk minyak bumi terbesar kedua untuk Amerika Serikat.
Sementara di akhir tahun 2019, nilai ekspor minyak mentah dari Rusia hampir USD 2,2 miliar atau 2,4 kali lebih banyak dari ekspor di tahun 2018. Sedangkan volume ekspor minyak dari Rusia ke AS juga mengalami peningkatan dari 1,8 juta ke 4,7 juta ton.
Di sisi lain, pengiriman minyak mentah Rusia ke Inggris juga meningkat lebih dari dua kali lipat, baik dari nilainya (dari USD 493 juta ke USD 1,2 miliar) maupun volumenya (0,98 juta ton ke 2,4 juta ton).
Fakta bahwa AS dan Inggris mulai membeli lebih banyak minyak mentah Rusia bukan dikarenakan adanya kepentingan politik, ungkap Andrei Polishchuk, analis di Raiffeisenbank.
“Ini murni karena masalah ekonomi sederhana,” ujarnya pada RBC, sambil menjelaskan bahwa kedua negara (AS & Inggris) memilih membeli minyak dari Rusia semata karena dirasa lebih menguntungkan.
“Minyak dijual banyak pedagang; namun kontrak langsung yang tersedia hanya sedikit. Oleh karena itu, yang paling utama dilihat adalah segi harganya. Jika harganya lebih murah dari penjual lainnya, maka pembeli akan memilih membeli minyak Rusia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Polishchuk mengatakan sanksi yang dijatuhkan terhaddap Venezuela juga menjadi salah satu alasan Amerika Serikat mulai mencari pasokan minyak tambahan, dan dalam situasi saat ini minyak Rusia terlihat jauh lebih menarik.
Menurut FCS, total volume ekspor minyak mentah Rusia pada tahun 2019 mencapai USD 121 miliar, dengan pembeli terbesar China, Belanda dan Jerman.
Amerika Serikat sendiri menyumbang 1,8 persen penjualan minyak Rusia di tahun lalu, sementara Inggris menyumbang 0,9 persen dan Turki tiga persen.
- Source : www.rt.com